Jumat, 18 Desember 2009

BUDAYA TAKBIR KELILING PADA BULAN RAMADHAN DI INDRA MAYU-JAWABARAT


BUDAYA TAKBIR KELILING PADA BULAN RAMADHAN

DI INDRA MAYU-JAWA BARAT




Penelitian kebudayaan

Diajukan Guna Melengkapi Syarat Mata Kuliah Soft Skill

Pengantar Penelitian Kebudayaan




Disusun oleh:


1. RINI HEDIAWATI (10606072)


2. AGUSTIN SUHARTINI (10606002)





FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS GUNADARMA

2009




RINI HEDIAWATI, AGUSTIN SUHARTINI. Budaya Takbir Keliling pada Bulan Ramadhan Di Suku Suinda-Jawa Barat. Dibimbing oleh TRI BUDIARTA.



Abstrak


Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan dan mengiinterpretasikan budaya Takbir Keliling di suku sunda. Alasan mengapa penulis memilih penelitian ini karena takbir keliling merupakan salah satu kesenian dan kebiasaan yang sudah sering di lakukan masyarakat setahun sekali ketika bulan Ramadhan tiba. Walaupun takbiran juga sering dilakukan menjelang hari raya Idul Adha, namun tidak semeriah pada saat menjelang hari raya Idul fitri. Orang-orang dengan suka cita berbondong-bondong mengikuti takbir keliling ini dengan berjalan kaki dan membawa obor atau yang lebih modern lagi yakni dengan menggunakan kendaraan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, budaya takbir keliling merupakan salah satu kebiasaan dan wujud ke kreatifitasan masyarakat setemapat guna memeriahkan bulan Ramadhan tanpa menghilangkan makna dari takbiran itu sendiri yaitu mengagungkan nama Allah yang meyakini bahwa Allah itu Maha Besar, pemilik seluruh alam semesta ini yang patut kita agung-agungkan. Tujuannya adalah agar masyarakat tidak bosan dengan takbiran yang biasanya dilakukan hanya di masjid-masjid atau di mushola-mushola saja. Dari penelitian ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa takbir keliling ini dapat mempererat tali persaudaraan dengan masyarakat satu sama lain terlebih lagi dengan masyarakat di luar daerah lainnya dan menciptakan kekompakan saat melaksanakan takbir keliling ini yang dapat diaplikasikan di kegiatan-kegiatan yang lainnya.














I

PENDAHULUAN



I. 1 Latar Belakang Masalah

Mempelajari Kebudayaan adalah sangat menyenangkan. Selain menambah pengetahuan diri juga kita bisa tahu bagaimana kebudayaan tersebut tercipta dan dilestarikan hingga kini. “Budaya” berasal dari bahasa sansakerta yaitu “budhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “budhi” yang berarti “budi” atau “akal”. Ada beberapa pendapat tentang kebuayaan dari beberapa ahli. Menurut Sofia Rangkuti-Hasibuan kebudayaan adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh manusia dan dianataranya terdapat dua unsur yakni unsur phenomenon, bentuk benda atau materi dan unsure noumenon atau bentuk ide dan gagasan. Sedangkan menurut A.L Kroeber dan Clyde Kluckhon, kebudayaan atau peradaban merupakan keseluuhan unsur yang terkandung di dalamnya, seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moralitas, adat dan kemampuan yang lain dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dari definisi kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil karya cipta manusia sebagai anggota masyarakat yang tercipta dalam bentuk benda atau materi dan bentuk ide dan gagasan yang diyakini dan dirasa manfaatnya bagi masyarakat sehingga mampu dilestarikan hingga kini.

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki begitu banyak suku daerah dan dari suku-suku tersebut tercipta kebudayaan yang berbeda-beda pula. Misalnya, Suku Sunda dengan budaya kesenian, kebiasaan atau adat istiadat, pakaian adat, hukum, kepercayaan, makanan khas dan lain sebagainya. Budaya keseniannya meliputi seni tari, seni musik seni pertunjukan, dan lain-lain. Adapun budaya kesenian yang paling menonjol dari suku sunda ini adalah adanya seni tari jaipong dan seni pertunjukan Wayang Golek. Budaya yang terlahir menjadi adat kebiasaan istiadat adalah seperti membuat sesajen yang diperuntukan bagi roh-roh halus dari keluarga yang telah meninggal dunia agar mereka tidak mengganggu anggota keluarga lain yang masih hidup. Terlebih lagi jika akan mengadakan acara besar seperti resepsi pernikahan, sunatan, nuju bulanan dan lain-lain, sesajen menjadi hal yang wajib di lakukan.

Dari gambaran mengenai kebudayaan di atas, objek penelitian penulis adalah tentang kesenian, yaitu “Budaya Takbir Keliling di Suku Sunda”. Alasan mengapa penulis hendak mengambil objek penelitian tersebut adalah karena Takbir Keliling merupakan salah satu kesenian dan kebiasaan yang sudah sering di lakukan masyarakat setahun sekali ketika bulan Ramadhan tiba. Walaupun takbiran juga sering dilakukan menjelang hari raya Idul Adha, namun tidak semeriah pada saat menjelang hari raya Idul fitri. Orang-orang secara suka cita berbondong-bondong mengikuti takbir keliling ini dengan berjalan kaki atau yang lebih modern lagi yakni dengan menggunakan kendaraan. Mengapa Takbir Keliling ini merupakan salah satu kesenian, karena menggunakan alat seperti “bedug” dan alat-alat musik pendukung lainnya yang akan menghasilkan suara yang harmonis dengan diiringi lantunan takbir oleh para pemukul atau pemainnya dengan maksud membesarkan nama Allah SWT. “Takbiran” biasa orang memanggilnya adalah memang kebiasaan yang lazim dilakukan hampir seluruh masyarakat yang memeluk agama Islam sebagai ungkapan rasa syukur terhadap tuhannya. Takbiran ini biasanya dilakukan setelah sholat Isya di mushola atau di masjid-masjid di akhir puasa Ramadhan atau sehari sebelum hari raya idul fitri dilaksanakan.

Melalui penelitian ini, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat untuk masyarakat pada umumnya dan untuk penulis pada khususnya.


I.2 Tujuan Penulisan

1. Ingin mendeskripsikan budaya Takbir Keliling di Indramayu Jawa Barat

2. Untuk mengiinterpretasikan budaya Takbir Keliling di Indramayu Jawa Barat




I.3 Manfaat penulisan

1. Agar mampu mendeskripsikan budaya Takbir Keliling di Indramayu Jawa Barat

2. Agar mampu menginterpretasikan budaya Takbir keliling di Indramayu Jawa Barat

























II

KAJIAN PUSTAKA



II.1 Pengertian Takbir

Takbir, adalah seruan Allahu Akbar الله أَكْبَر ("Allah Maha Besar") yang merupakan sebuah kalimat dalam bahasa Arab, artinya ialah Allah Maha Besar/Agung. Seruan ini dikumandangkan oleh umat Muslim untuk memuliakan nama Tuhan atau asma Allah.


II.2 Pengertian Ramadhan

Ramadhan (ejaan KBBI: Ramadan, dalam bahasa Arab:رمضان) adalah bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah (sistem penanggalan agama Islam). Sepanjang bulan ini pemeluk agama Islam melakukan serangkaian aktivitas keagamaan termasuk di dalamnya berpuasa, shalat tarawih, peringatan turunnya Al-Quran, mencari malam Laylatul Qadar, memperbanyak membaca Al-Quran dan kemudian mengakhirinya dengan membayar zakat fitrah dan rangkaian perayaan Idul Fitri. Kekhususan bulan Ramadhan ini bagi pemeluk agama Islam tergambar pada Al-Quran pada surat Al Baqarah ayat 185 yang artinya:

"bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu..."






III

DESKRIPSI KEBUDAYAAN



III.1 Peralatan Yang Digunakan


Adapun peralatan yang digunakan pada saat takbir keliling yakni:


1. Benda yang akan diarak


Benda yang akan diarak dapat berupa replika/tiruan binatang, masjid, tokoh(orang). Misalnya figure laki-laki yang mengenakan peci dan sarung atau wanita berkerudung, dll

2. Obor

Lampu(lentera) yang terbuat dari bambu yang diisi dengan minyak dan diberi sumbu. Obor merupakan salah satu ciri khas dari acara malam takbiran. Obor digunakan sebagai sarana penerangan pada saat malam takbiran.


3. Bledogan karbit

Selain pembuatan obor, hal yang tidak kalah pentingnya dalam acara malam takbir keliling yakni pembuatan bledogan karbit”. Bledogan karbit yakni sejenis petasan yang berukuran besar yang terbuat dari potongan bambu yang besar pula, yang kemudian diisi dengan karbit kemudian disulut, sehingga dapat menghasilkan bunyi yang cukup keras.


4. Lampu Cina (lampion )

Selain obor sarana penerangan lain yang juga sering dijumpai pada saat malam takbir keliling yakni lampu cina(lampion), hal ini dikanrenakan oleh bentuk lampu cina (lampion) yang indah.


5. Bedug

Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.

6. Kentongan

Kentongan terbuat dari kayu yang dibentuk dengan berbagai ukuran. Ada yang kecil dan ada juga yang sengaja dibuat besar. Itu bergantung pada besar kecilnya bedug yang melengkapinya.



7. Kendaraan beroda 4 atau lebih

Kendaraan ini dibutuhkan apabila takbir keliling tidak dengan berjala kaki.




III.2 Persiapan Takbir Keliling


Persiapan dalam mengadakan takbir keliling mulai dilakukan ± ½ bulan akhir menjelang hari raya, yaitu 15 hari hari sebelum hari raya idhul fitri. Adapun persiapan yang dilakukan yakni membuat benda yang akan diarak ( dipamerkan secara keliling). Benda yang akan diarak dapat berupa replika/tiruan binatang, masjid, tokoh(orang), dan aneka macam makhluk ghaib. (benda arakan tersebut di Bali dikenal dengan ogoh-ogoh).

Pembuatan benda arakan biasanya dilakukan oleh para remaja, khususnya remaja masjid dan dibantu pula oleh masyarakat sekitar. Selain pembuatan benda arakan, masyarakatpun disibukan dengan pembuatan peralatan takbir keliling lainya yang dapat menambah semaraknya acara malam takbir keliling. Salah satu hal yang tidak dapat terlepas dari adanya acara malam takbir keliling yaitu adanya obor.


Obor selalu ada dalam acara takbir keliling setiap tahun

Di daerah Indramayu, khususnya di Bongas, dalam mengadakan takbir keliling masyarakat menyertakan organ ( musik yang terdiri dari gitar, piano, seruling, drum yang dilengkapi pula denagn sound system, yang biasa diadakan pada saat hajatan) yang diharapkan dapat menambah semarak suasana malam takbir keliling.




III.3 Pelaksanaan Takbir Keliling

1. Waktu Pelaksanaan


Takbir keliling diadakan pada malam hari sebelum hari raya idul fitri tiba. Takbiran atau takbit keliling biasanya dimulai setelah sholat isya atau sekitar pukul 20.00 WIB.


2. Peserta( orang-orang yang turut berpartisipasi)

Takbir keliling diramaikan oleh masyarakat sekitar, dari mulai anak kecil sampai dengan orang tua. Mereka berkeliling seraya mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil. (ALLAHUAKBAR, ALLAHUAKBAR, ALLAHUAKBAR. LAA…ILAHAILALLAH HUALLAHU AKBAR... ALLAHU AKBAR WALILLAA HILHAMD).

Hampir semua masjid dan mushola di daerah Bongas mengadakan acara takbir keliling. Tiap-tiap masjid dan musholapun berlomba-lomba saling mempertunjukan kekompakan dan kreatifitas masing-masing dalam meramaikan suasana malam takbir keliling.

Tidak jarang satu rombongan masjid/mushola yang berpapasan di jalan dengan rombongan dari masjid/mushola lain. Pada saat berpapasan inilah masing-masing rombongn berusaha menampilkan atau saling memamerkan kreatifitasnya masing-masing. Mereka saling berlomba menunjukan kemeriahan dan semangat mereka dalam bertakbir, hal tersebut bahkan dapat memadati jalan sehingga dibutuhkan kesabaran agar masing-masing rombongan dapat meneruskan takbir keliling tanpa adanya suatu keributan.







3. Rute Yang Dilalui Pada Saat Takbir Keliling.


Dengan Berjalan Kaki

Rute yang dilalui rombongan takbir keliling jika berjalan kaki biasanya rombongan berkeliling ke 3-4 desa.

Takbiran dengan berjalan kaki ini lebih sering dilakukan karena suasana takbiran lebih terasa dan lebih mengundang perhatian banyak warga, karena biasanya lebih meriah. Selain itu juga takbir keliling dengan berjalan kaki ini juga dapat diikuti oleh lebih banyak warga masyarakat.


Dengan Menggunakan Kendaraan

Rute yang dilalui oleh rombongan takbir keliling dengan menggunakan kendaraan biasanya lebih jauh dibandingkan dengan takbir keliling yang hanya berjalan kaki, dapat berkeliling 7-10 desa tetangga. Takbir keliling dengan menggunakan kendaraan ini lebih jarang dilakukan karena tidak banyak warga yang dapat turut serta, hal ini disebabkan karena terbatasnya tampungan orang dalam kendaraan yang disediakan oleh panitia.


















IV

INTERPRETASI


Berdasarkan hasil interview antara penulis dan informan bahwa penulis dapat menginterpretasikan budaya takbir keliling pada bulan Ramdhan di Indra Mayu-Jawa barat adalah sebagai berikut:

  1. Takbir keliling merupakan suatu rutinitas masyarakat Indramayu khususnya masyarakat desa Bongas yang dilakukan setiap tahun pada akhir bulan puasa.

  2. Kebiasaan bertakbir keliling sudah sejak lama dijalankan oleh masyarakat Indramayu khususnya masyarakat desa Bongas sejak bertahun-tahun lamanya.

  3. Bagi masyarakat sekitar takbir keliling merupakan salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya.

  4. Kebiasaan takbir keliling merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Indramayu khususnya masyarakat Bongas.

  5. Pada era modern ini takbir keliling menjadi lebih meriah dengan diikut sertakannya baik alat musik modern maupun alat musik tradisional misalnya: gitar, bas, drum, seruling, gendang , dll.

  6. Takbir keliling tambah bernyawa dengan banyaknya warga yang turut berpartisipasi.

  7. Bagi anak-anak takbir keliling merupakan salah satu hal yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya.

  8. Takbir keliling pun dapat memper erat hubungan silaturahmi antar masyarakat sekitar.

9. Dalam bertakbir kelilingpun masyarakat memerlukan kekompakan dan gotong royong.








V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Budaya takbir keliling bagi warga masyarakat Indramayu merupakan salah satu kebiasaan dan wujud ke kreatifitasan masyarakat setemapat guna memeriahkan bulan Ramadhan tanpa menghilangkan makna dari takbiran itu sendiri yaitu mengagungkan nama Allah yang meyakini bahwa Allah itu Maha Besar, pemilik seluruh alam semesta ini yang patut kita agung-agungkan.

Tujuannya adalah agar masyarakat tidak bosan dengan takbiran yang biasanya dilakukan hanya di masjid-masjid atau di mushola-mushola saja. Dari penelitian ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa takbir keliling ini dapat mempererat tali persaudaraan dengan masyarakat satu sama lain terlebih lagi dengan masyarakat di luar daerah lainnya dan menciptakan kekompakan saat melaksanakan takbir keliling ini yang dapat diaplikasikan di kegiatan-kegiatan yang lainnya.

Seiring berjalannya waktu takbir keliling di daerah Indramayu pun mengalami banyak perubahan yang di sesuaikan dengan perkembangan jaman. Pada mulanya, takbir keliling dilaksanakan oleh para warga dengan cara sederhana, para warga bertakbir keliling desa dengan hanya membawa obor. Semakin majunya jaman mengakibatkan pelaksanaan takbir kelilingpun kian meriah. Masyarakat menyertakan alat musik baik itu alat musik tradisional maupun alat musik modern ( gitar, bas, drum, seruling, piano, keyboard, bedug, kentongan, rebana, dll) bahkan juga menggunakan alat pengeras suara serta kendaraan bermotor ( motor, mobil).

V.2 Saran

Dalam hal ini penulis menyarankan:

1. Takbir keliling adalah hal yang sangat positif sehingga baik untuk tetap dilestarikan.

2. Takbir keliling juga merupakan bentuk kegembiraan umat muslim dalam menyambut hari raya kemenangan yaitu Idul Fitri. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus dijaga sebaik mungkin agar tidak menodai makna takbir keliling itu sendiri.



Data-data yang didapat oleh penulis melalui wawancara:

  1. Takbir keliling merupakan suatu rutinitas masyarakat Indramayu khususnya masyarakat desa Bongas yang dilakukan setiap tahun pada akhir bulan puasa.

  2. Kebiasaan bertakbir keliling sudah sejak lama dijalankan oleh masyarakat Indramayu khususnya masyarakat desa Bongas sejak bertahun-tahun lamanya.

  3. Bagi masyarakat sekitar takbir keliling merupakan salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya.

  4. Kebiasaan takbir keliling merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Indramayu khususnya masyarakat Bongas.

  5. Pada era modern ini takbir keliling menjadi lebih meriah dengan diikut sertakannya baik alat musik modern maupun alat musik tradisional misalnya: gitar, bas, drum, seruling, gendang , dll.

  6. Takbir keliling tambah bernyawa dengan banyaknya warga yang turut berpartisipasi.

  7. Bagi anak-anak takbir keliling merupakan salah satu hal yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya.

  8. Takbir keliling pun dapat memper erat hubungan silaturahmi antar masyarakat sekitar.

  9. Dalam bertakbir kelilingpun masyarakat memerlukan kekompakan dan gotong royong.












Kutipan wawancara penulis dengan salah satu warga Bongas Kab. Indramayu.

1. assalamualaikum bu.

Jwb: waalaikum salam wr.wb.

2. sudah berapa lama ibu tinggal didaerah Bongas?

Jwb: saya sudah tinggal di daerah Bongas kira-kira selama 75 tahun, karena sejak lahir saya sudah di daerah ini.

3. apakah ibu mengetahui tentang budaya takbir keliling di daerah ini?

Jwb: iya, saya tahu.

4. suadah berapa lama masyarakat daerah Bongas mengadakan takbir keliling?

Jwb: masyarakat di daerah ini telah melaksanakan takbir keliling sejak bertahun tahun lamaya.

5. tepatnya sudah berapa tahun?

Jwb: ya, sekitar lebih dari 25 tahun yang lalu.

6. bagaimana masyarakat menerima budaya takbir keliling ini?

Jwb: masyarakat sangat bahagia dalam menyambut dan melaksanakan kegiatan takbir keliling ini.

7. bagaimana mereka mempersiapkan takbir keliling?

Jwb: mereka saling bergotong royong demi terlaksananya acara takbir keliling ini.

8. apakah kegiatan ini dilakukan setiap tahun?

Jwb: ya






DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Takbir

http://id.wikipedia.org/wiki/Ramadhan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar