Rabu, 19 Mei 2010

SENANDUNG KELUARGA LAILA

SENANDUNG KELUARGA LAILA......

Allah..huakbar, Allah..huakbar, Allah..huakbar…la…illa.. hailallahuallohhuakbar, Allahhuakbar walillahilham! Terdengar suara gema takbir yang dikumandangkan oleh beberapa warga di mushola miftahul Jannah. Dari anak kecil samapi orang tua. Ada yang memukul bedug, kayu berbentuk ikan, sampai kepingan besipun ikut serta dipukul merayakan takbiran yang biasa dilakukan setahun sekali itu semalaman suntuk hingga pagi menjelang. Mereka bergembira bersama setelah berpuasa ramadhan 1 bulan dan akan merayakan hari Lebaran esok harinya.

Namun kegembiraan tersebut rasanya tidak sama bagi keluarga bapak Imran. Karena 2 minggu yang lalu, anak bungsunya meninggal dunia di usianya yang ke 14 tahun. Sungguh begitu memilukan, karena Nurmala meninggal karena tertabrak mobil saat hendak mengantar makanan untuk berbuka puasa ayahnya di pasar. Ia terbentur ke aspal, dan terus-terusan mengeluarkan darah dari keplanya. Akibatnya, nyawanya tidak bisa tertolong lagi. Kalupun selamat, mungkin dia bisa hilang ingatan.

Sudahlah mah, jangan melamun terus-terusan. Nanti mamah jadi sakit gimana?”

Mamah kangen sama Nurmala. Walaupun kadang-kadang dia suka bandel, tapi dia anak yang manis yah la.”

Mah, aku sama Nurmala kan kembar, jadi kalau mamah kangen mamah bisa liat laila kan.” Liala berusaha menghibur ibunya.

Ah, kamu bisa aja la. Tapi tetep aja kamu beda walaupun muka mu kembar. Nurmala anaknya pemberani, tapi kalau kamu pemalu tapi suka usil.”

HAHAHA…Iya yah bu.’

Eh, kok ketawamu seperti Nurmala sih.”

Nurlaila dan ibunya Sukarsih akhirnya berpelukan karena teringat dengan tawa Nurmala yang dilakukan oleh Laila saudara kebarnya itu.

Hari Lebaranpun tiba. Waktu telah menunjukan jam 5 pagi. Bu Asih sibuk menyiapkan makanan yang akan dimakan setelah pulang sholat Idul Fitri nanti. Namun lain halnya dengan Laila. Ia malah sudah siap dengan baju baru yang di kenakannya lengkap dengan sandal yang ia beli di pasar kaget di pinggiran jalan dekat rumahnya. Sambil bergaya menenteng mukena dan sajadah di lengannya ia bercermin di dapan lemari bajunya. Tak jarang iapun senyam senyum sendirian seperti model majalah yang sedang di ambil gambarnya.

Tapi tiba-tiba ia ingat dengan saudara kembarnya Nurmala. Ia berbelok kebelakang melihat photo Nurmala saat jalan-jalan ke kebun binatang Ragunan. Ia pun membuka lemari baju nya untuk melihat baju Nurmala yang kalau dia masih hidup, ia akan seragaman dengan Nurmala. Tak sengaja, air mata Laila jatuh membasahi pipinya. Ia menangis pilu mengingat kenangan bersama Nurmala.

Mala, aku kangen sama kamu. Kamu inget enggak waktu kita ke kebun binatang raguanan, kamu berphoto bersama gajah, kamu sempat jatuh saat turun dari gajah. Aku mentertawakanmu sampai kamu nangis. Soalnya kamu engga ada takutnay sih. Kamu emang anak yang berani banget.”

Mereka akan lulus sekolah menengah pertama tahun ini. Namun karena takdir, Nurmala harus meninggalkan Nurlaila saudara kembarnya untuk selama-lamanya. Tak salah jika Laila harus terus bersedih, karena baru 2 minggu yang lalu Nurmala dikuburkan. Katanya orang yang ditinggal pergi anggota keluarganya, pasti sedihnya baru hilang selama setahun. Wajar saja lah kalau Nurlala bersedih.

Tapi, dia tetap akan berangkat bersama mamahnya ke mushola untuk sholat id walaupun tanpa Nurmala.

Ayahnya sudah berangkat lebih dulu karena memang setiap tahun, setiap sholat id, jam 5 pagi masjid sudah penuh terisi oleh jamaah. Pak Imran tidak ingin kehabisan tempat. Setahun sekali, hanya untuk sholat 2 rakaat saja, atau duduk di masjid sebelum sholat di mulai tak masalah bagi pak Imran berangkatpagi-pagi walaupun ia kadang duduk sambil terkantuk-kantuk. Biasanya ia memang sering pergi pagi-pagi tapi untuk berjualan sayuran di pasar Induk keramat Jati. Bukan berdiam diri namun menawarkan dagangannya kepada para pembeli.

Mah, ayo berangkat. Yuli dan Sari sudah berangkat tuh.”

Ia, mamah mau ganti baju dulu sebentar.”

Laila dan mamahnya pergi ke mushola yang hanya dipenuhi oleh para wanita. Memang tempat sholat id wanita dan pria itu berbeda di daerah ini. Imamnyapun tentunya seorang wanita. Tak terlihat laki-laki dewasa disana kecuali anak-anak kecil yang bermain-main bersama teman sebayanya. Hal itu memang lazim dilakukan oleh ibu-ibu yang memiliki anak kecil. Mereka selalu membawa anak-anak mereka kesana.

Setelah kurang lebih satu jam, sholat id pun selesai. Para warga bersalaman sambil mengucapkan kata maaf dengan lengkap yaitu mohon maaf lahir batin. Kalimat itu pasti lengkap diucapkan. Tak mungkin hanya mohon maaf saja atau lahir batin saja. Kalimat itu sangat dalam sekali maknanya. Dimana setiap manusia pasti berbuat dosa. Dan Lebaran adalah momen yang paling teoat untuk bermaaf maafan. Aneh rasanya jika tiba-tiba meminta maaf bukan di hari lebaran. Ya memang engga ada sakahnya sih, Tapi sedikit sekali nampaknya hal tersebut dilakukan. Apa lagi kaum ibu-ibu yang senangnya ngerumpi sana-sini. Atau menyimpan rasa iri atau dengki jika melihat tetangganya membeli barang baru. Tak tahan jika melihat emas 24 karat bergelantungan di leher maupun ditangan. Belum lagi jika anak-anak mereka bermain kemudian bertengkar. Pasti keluar kata-kata tak enak didengar yang tak berani diucapkan jika di depan ibu-ibu lain.

Itulah manusia. Temapatnya dosa dan khilaf.

La, nanti kita ke kuburan saudaramu yuk. Nurmala.”

Sambil berderai air mata, bu Sukarsih tak melakukan apa-apa hanya duduk dirumahnya yang sederhana menangis teringat kembali pada anaknya yang belum lama meninggal.

Ia mah, nanti kita kesana lagi.” Sahut pa Imran sambil menampa piring berisi ketupat sayur. Pak Imran memang tak begitu menampakan kesedihannya yang berlarut-larut seperti istrinya, Sukarsih. Mungkin karena pak Imran laki-laki. Biasanya laki-laki lebih tegar menghadapi kesedihan.

Nanti saja makannya, kita kesana dulu.” Pinta bu Sukarsih.

Mah, mamah kan belum sarapan. Kita makan dulu.”

Bu Sukarsih pergi ketempat tidur memilih untuk tidur ketimbang harus makan. Mungkin ia capek juga karena lama bersalaman dengan para tetangga.

Mah, mau kemana?” Tanya Laila.

Mamah pengen tiduran dulu sebentar.”

Dikamar tidurpun bu Sukarsih terus mengeluarkan air matanya.

Tiba-tiba terdengar nada dering “cari jodoh” dari band Wali!

Hallo, assalamualaikum.”

Waalaikumsalam. Ini kak Rahamat. De, bapak mana?”

Ternyata kakak Nurlaila yang bernama Rahmat menelpon dari Bogor. Dia bekerja sebagai buruh pabrik disana.

Pak, saya sudah dapat uang pesangonnya, tapi saya baru mau pulang besok. Saya mau ke rumah teman dulu. Mau ngambil baju saya disana.”

Hari Lebaran memang Rahmat tidak pulang kerumah. Bukan karena dia tidak kangen bertemu keluarganya, bukan tidak mendapat libur lebaran untuk mudik atau betah bekerja disana, tapi karena sebentar lagi ia akan liburan dirumah sepuasnya. Katanya ada 500 kariawan yang mendapat surat. Bukannya surat perpanjangan kontrak kerja, tapi malah surat PHK atau perpanjangan masa nganggur. Itu artinya, setelah lebaran ini kak Rahmat berhenti bekerja karena diPHK.

ooh ya sudah. Memangnya banyak bajunya mat?”

luamayan pak, pakaian dalem juga ada.”

ooh ya sudah hati-hati di jalan yah. Jangan ngelayap kemana-mana lagi. Langsung pulang aja.”

Jarak dari Bogor ke Jakarta memang tidak jauh. Namun karena harus menunggu uang pesangon yang baru akan dibayarkan setelah lebaran, jadi Rahmat harus bersabar untuk menikmati lebaran dirumah. Pak Imran dan istrinya sudah tahu jika Rahmat akan di PHK. Dan tahu juga jika ia akan pulang setelah lebaran 1 hari. Maknya bu Sukarsih tak begitu memperdulikannya. Uang pesangonya memang tak seberapa. Mungkin hanya cukup untuk makan 1 bulan saja. Tapi sayang jika tidak diambil.

Suasana duka tampaknya masih tetap meliputi rumah pak Imran. Selain kepergian Nurmala, ditambah lagi dengan kabar Rahmat di PHK. Banyak para tetangga yang bertamu ke rumah pak Imran. Tamu yang datang kebanyakan adalah teman 1 profesi pak Imran. Yaitu pedagang sayuran di Pasar Induk Keramat Jati.

“Pak Imran, kapan nih mulai ke pasar lagi?” Tanya temannya.

“Saya lagi nunggu kabar nih. Belum ada telepon dari pusat. Katanya barang yang dikirim nanti Cuma sedikit. Cabe merah tinggal nyisa sedikit”

“Iya nih saya lagi bingung.’

“Bingung kenapa pak?” Barang dagangan saya sudah habis. Mau belanja lagi barangnya susah. Anak saya lagi butuh uang buat bayar kuliahnya lagi. Wah..pusing saya pak.”

Emangnya engga nyisain dagangan buat di jual setelah lebaran?

Yang disisain nya ga ada pak Imran. “

Memang mau belanja apa pak? Nanti saya teleponin sekalian ke pusat. Mungkin bisa pesen buat situ.”

“Boleh deh pak. Tapi saya engga bayar kontan yah. Saya bayar separo dulu. Uangnya mau saya pake buat biaya kuliah anak saya. Tapiii kalau pak imran ada uang nganggur sih boleh di talangin dulu gitu. ”

“Wah, kalau gitu saya engga jamin bisa. Uang saya juga pas-pasan pak.”

“Ya sudah kalalu barangnya ada langsung teleponin saya yah. Lumayan lah walau sedikit. Yang penting bisa ada untung lah kalau ada barang.”

Suasana tiba-tiba berubah menjadi pembicaraan bisnis. Pak Juki yang juga seorang pedagang sayur, ngotot minta pa Imran menolong dirinya untuk bisa berjualan di Pasar. Untuk menambah penghasilan setelah lebaran, ia hendak berjualan namun barangnya susah didapat.

Akhirnya pak Imran pun dapat kabar dari temanya kalau barang sayur-sayuran yang di inginkan pak Imran setelah 2 minggu iya menunggu. Namun, barang yang biasanya bisa di antar ke pasar ini mesti di jemput oleh pak Imran sendiri. Karena kalau tidak begitu pak Imran akan di sodok orang lain. Seperti istilah mengatakan siapa cepat dia dapat.

Jam 5 pagi pak, Imran berangkat ke daerah brebes untuk membeli barang yang dia pesan dengan menggunakan mobil pick up yang di sewanya.

Bu, saya pergi dulu yah... jaga rumah baik-baik. Jaga Nurlaila juga.”

Iya pak. Tapi bapak memang mau lama disana?”

Yah engga sih. Do'akan saja mudah-mudahan cepet dapetnya”

Iya pak. Hati-hati yah.”

Iya bu. Nanti aku kabari kalau sudah mau pulang.”

Akhirnya pak Imran berangkat ke kota Brebes dengan menggunakan jaket hitam beserta topi hitam di kepalanya. Tak biasanya pak Imran harus menjemput barang-barang dagangannya itu. Biasanya ia hanya memesan dan barang langsung di hantarkan ke pasar. Mungkin karena barang-barang sayuran sedang sulit-sulitnya di dapat.

Pak Imran, sudah berapa lama jualan sayuran?” Tanya seorang supir di sebelah pak Imran.

Yah, semenjak saya menikah saja. Sudah 23 tahunan lah din”

Wah, sudah lama juga yah. Apa enggak bosan pak?

Kadang bosan juga sih din. Cuma udah kerasan jadi tukang sayur. Alhamdulillah ada aja untung yang bisa di ambil. Kalau mesti kerja kantorqan kan engga punya ijazah tinggi. Saya kan cuma tamatan SD. Maklum orang dulu. Sudah tamat SD saja sudah syukur.”

Iya ya, pak.”

Kalau kamu sudah lama jadi supir?”

Lama sih engga pak. Baru 5 tahun.”

Dalam perjalan menuju Brebes, Pak Imran dan udin sang supir berbincang-bincang mengenai pengalaman-pengalaman mereka. Tak ketinggalan dengan cerita anaknya Nurmala yang baru beberapa bulan yang lalu Meninggal dunia. Wejangan-wejanganpun diberikan pak Imran kepada Udin yang masih muda dan masih menitih karier.

Pak Imran memang sudah lama menjadi seorang pedagang sayur. Dan terbilang pedagang yang sukses. Namun karena ia memilih untuk hidup sederhana, jadi penampilannya biasa-biasa saja. Begitu juga kondisi rumah yang iya miliki. Ia ingin sekali anak-anaknya bisa hidup sederhana juga namun lebih sukses darinya. Kepada anak pertamanya Rahmat, harapanya ia bisa menjadi contoh bagi adik-adiknya. Pak Imran juga awalnya menginginkan Rahmat bisa kuliah dan bisa bekerja tidak seperti dirinya di pasar. Namun takdir berkata lain. Walaupun uang bisa dibilang ada, namun Rahmat tidak tertarik sama-sekali dengan kuliah.

Sudah 2 tahun ini memang usahanya mulai menurun. Selain barang-barang mulai melonjak naik, juga barang-barang yang sulit di dapat. Kalu tidak pintar-pintar mencari solusi, bisa kacau akibatnya. Banyak para pedagang yang gulung tikar karena hal ini. Pak Imran masih bertahan walau penghasilanya mulai berkurang.

Namun beda halnya dengan Laila. Dia anak yang rajin dan penurut. Ia ingin sekali mengenyam bangku kuliah. Sayang saudara kembarnya Nurmala pergi meninggalkannya beberapa bulan yang lalu. Jadi ketika ayahnya bekeja, iya hanya bisa bermain bersama ibunya.

“Astagfirullohhalaziiiim....”

“Kenapa bu? Baju bapakmu ketinggalan La.”

“Yah...kok bisa bu.??”

“Dia cuma bawa tas yang isinya alat sholat dia.”

“Memang bapak mau lama disana yah bu?”

“Bapak sih bilangnya tidak. Tapi ini buat persiapan saja, kalau-kalau dia susah dapat barangnya.”

“Ya sudah, mudah-mudahan saja bapak bisa cepet pulang. Tidak lama-lama disana”

Bu Sukasih merasa bersalah karena lupa mengingatkan pak Imran untuk membawa baju gantinya. Tapi syukurnya pak Imran masih membawa perlengkapan sholatnya seperti sarung, sejadah dan pecinya.

Pak Imran memang terbilang seorang muslim yang taat. Dia tak pernah lupa untuk menjalankan sholat 5 waktunya. Begitu juga Bu Sukarsih.

Bu Sukarsih mencoba menghubungi pak Imran keesokan harinya.

“Kok tidak di angkat-angkat yah.?” Bu Sukarsih bertanya-tanya.

Bu sukarsih mulai khawatir kenapa hp pak Imran tak di angkat-angkat juga. Mungkin karena tak ada sinyal. Mengingat tempat yang didatanginya katanya masih perkampungan terpencil.

“La, coba hubungin bapak. Kok ibu coba engga nyambung-nyambung yah.”

Laila pun mencoba menghubungi bapaknya.

NOMOR YANG ANDA HUBUNGI SEDANG DILUAR JANGKAWAN....

“Wah, kayanknya engga ada sinyal Bu.”

“Yah, gimana dong La. Mungkin bapak sudah sampai Bu.”

“Iya mudah-mudahan.”

Kekhawatiran Bu Sukarsih dan Laila mulai memuncak saat setelah 2 hari tak ada kabar dari pak Imran.

“Terimakasih banyak pak.”

“Sama-sama pak Imran.” Pak Imran bersalaman dengan temanya.

“Din, saya mau sholat sebentar di mushola depan yah.”

“Iya pak.”

Setelah membawa barang bawaan yang dibelinya, akhirnya pak Imran kembali berangkat untuk pulang menuju Jakarta. Waktu itu menunjukan jam 7 malam. Pak Imran meminta Udin supirnya untuk berhenti untuk sholat sejenak.

“Pak, duluan saja. Saya mau nelepon istri saya dulu. Nanti saya nyusul,”

“Oh ya sudah, saya duluan yah.”

Pak imran memasuki masjid untuk sholat. Sedangkan Udin pergi menelepon istrinya.

“Pak sudah kabarin yang di rumah?”

“Belum din. Hp saya mati. Batrenya habis.”

Hp pak Imran ternyata mati. Batrenya habis. Dia tidak membawa alat untuk mencharger hp nya. Maklumlah, orang tua. Mungkin dia lupa. Tidak begitu peduli pada hal yang demikian. Bajunya juga tertinggal di rumah.

“Pake punya saya saja pak. Masih lumayan nih batrenya. Sebentar lagi juga mau abis sih. Hehe.. makanya tadi saya nelepon istri saya sebelum hp saya mati. Takut dia marah kalau saya engga ngasih kabar. !” Udin menawarkan.

“Saya lupa nomornya Din.”

“Oh kalau begitu, pindahkan saja sim-cardnya ke hp saya pak.”

“Ya sudah nanti di mobil saja Din. Kita berangkat saja dulu. Supaya cepet sampe.”

“Oh ya sudah kalau begitu.”

Akhirnya pak Imran memiliih untuk berangkat terlebih dahulu, setelah itu baru akan menghubungi keluarganya di rumah.

“Hallo. Hallo...”

“Assalamualikum Bu...”

“Iyyya...Pak..pak...Hallo...ha..ha..loo”

Nampaknya sinyalnya masih saja kurang bagus. Batre yang tersisa di hp udin pun lama-lama menghilang garisnya.

“Yah din, udah mau abis nih batrenya.”

Pak Imran berusaha mencobanya lagi.

“Hallo bu, ini saya. Saya sudah mau pulang!!!”

“Pak, lagi dimana?”

“Hallo bu, saya sudah mau pulang.”

“Iya pak. Sms saja yah. Suara bapak engga jelas.”

Akhirnya pak Imran berhasil mengabarkan istrinya Bu Sukarsih. Walaupun hanya sebentar. Dan pak Imran segera menekan-nekan huruf demi huruf yang ada di tombol hp milik Udin supirnya. Pak Imran hendak memenuhi permintaan istrinya yang meminta untuk kirim sms saja. Yang isi smsnya:

Bu, saya sudah mau pulang. Gimana kabar ibu dan anak-anak. Tunggu saja dirimah yah. Hp bapak mati. Batrenya habis.

Pak Imran menekan tombol “sent” dan sms itupun dikirimnya.

“Ini Din, makasih yah.”

“Iya pak. Sama-sama”

“Din, hati-hati yah. Saya mau tidur sebentar.”

Pak Imran tidur karena kelelahan. Sedang Udin tetap dengan setir yang dikendalikannya.

Tiba-tiba..

ngiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiik.....!!!!

Mobil yang kendarai udin hampir saja menambrak motor didepannya.

“Asstagfirulloh..Din, ada apa?”

Pak Imran terbangun dari tidurnya.

“Mau nabrak pak.”

“Hati-hati Din. Apa kamu mau istirahat dulu?” tanya pak Imran.

“Engga pak. Terus saja. Anak istri saya sudah menunggu. Saya juga sudah kangen.”

“Kamu engga ngantuk kan Din?” Tanya lagi.

“Engga kok pak. Pak Imran tidur lagi saja.”

Dan tak disangka.....

NGIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIK...BRAAK..BRAAK..BRAAK...!!!


“Pak..pak..???”

“ALLOHHUAKBAR...ALLAHH...”

Udin terselip di antara setir dan jok mobinya dan Pak Imran terbanting keluar dan menghantam mobil truk disampingnya dan terjepit di sana. Darahpun bergelimpangan menutupi wajahnya.

Ngiung.ngiung.ngiung.ngiung....

Sirine ambulan terdengan memecah malam. Orang-orang berdatangan berusaha menolong....

Polisi datang dan bergerak meolong. Mengevakuasi pak Imran, Udin dan supir truk bersama kendaraan mereka yang terlembar ke jurang.

Kabar pak Imranpun segera samapi ditelingan Bu Sukarsih...

“Ya...Allah! Innalillahi wainnailaihi rojiun!!!!”

“Bapaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak....!

Pak Imran ternyata meninggal dunia. Baru beberapa bulan yang lalu Nurmala, anak bu Sukarsih meninggal, kini Ia harus berikhlas diri untuk di tinggal oleh suaminya. Sms pak Imran adalah Sms terakhir yang diterima Bu Sukarsih.

Rahmat begitu terpukul mendengar kabar pak Imran meninggal karena ia merasa belum bisa membanggakan ayahnya itu. Begitu juga dengan Nurlaila... kini iya harus menerima kenyataan bahwa 2 orang yang dicintainya harus pergi dalam waktu yang tidak terlalu lama.



Hai Jiwa Yang Mengerti...

Hai Jiwa Yang Mengerti…


Desir angin pantai, deru Ombak lautan

Anak pantai berlarian kesana kemari

Kemudian menyeburkan badan, menyeburkan jiwa


Hamparan pasir tak tinggal engkau mainkan

Membentuk segala rupa jika kau coba

Ooh..Hasrat yang berbeda-beda, mengalahkan yang benar dan yang nyata


Memang dunia ini menaungi mu, dan kau Tahu tuhan pun mengawasimu

Langkahkan saja kaki sesukamu, sampai lelah sampai tak berdaya

Karena Tuhan tau dirimu seutuhnya.


Lakukan saja sesuka hatimu, semampumu

Sampai kau tahu akan seperti apa dirimu

TUHAN juga tahu kemampuanmu sebenarnya


Hai Jiwa Yang Mengerti,

Cintailah duniamu, cintailah duniamu dan cintailah duniamu

Dan sebenarnya ingatlah... Tuhan ingin

kau cintai juga AKHIRATMU...


MEMBAGI-BAGI HARTA

MEMBAGI-BAGI HARTA


Stop..stop…! Sambil membawa sebuah nampan yang berisi beberpa macam minuman dingin dengan beraenaka ragam warna dan rasa, seorang wanita paruh baya sedikit berlari menuju sebuah pintu. Ia sedang bekerja untuk melayani para pelanggannya. Dengan otomatis pintu itu terbuka sejenak untuk membawanya naik atau turun. Pintu itu lazim di sebut lift. Itulah yang pernah aku lihat di beberapa pusat perbelanjaan modern baru-baru ini. Sebuah kenyataan yang sedang orang lain hadapi sebagai bagian dari pengalamannya dalam menjalanjakan hidup ini.
Para pekerja-pekerja dengan berbeda majikan itu berlalu lalang ataupun duduk-duduk di tempat bekerjanya. Tempat bekerja mereka seperti lahan untuk mencari pundi-pundi uang. Bahkan seolah-olah seperti raja yang di puja-puja karena menjadi sumber penghasilan mereka. Mengapa raja? Karena setiap saat mereka harus patuh, disiplin waktu, maupun harus melayani dengan sepenuh hati.
Para majikan memperkerjakan mereka mungkin dengan berbagai alas an. Tergantung seberapa penting kehadiran mereka dalam usahanya. Ada yang memang benar-benar membutuhkan, ada juga yang karena belas kasihan. Ya..nampaknya begitu. Karena atas belas kasihan tadilah, majikan tak bisa membayar mereka dengan upah yang besar sesuai yang mereka harapkan. Bagi mereka, berapapun gajihnya yang penting dapat pekerjaan. Mereka berharap bisa bertahan hidup dan mendapatkan kebahagiaan dalam jiwa mereka. Mereka memilih cara yang paling benar bagi mereka walau dengan menjadi kuli. Karena lebih terhormat dan halal. Pertanyaanya, apakah mereka sungguh puas dan kemudian bahagia dengan jiwa mereka kini? Manusia memang tak ada puasnya. Mereka akan selalu mencari kehidupan yang lebih baik dan baik lagi. Mungkin tips dari Kant untuk kebagiaan hidup berikut ini dapat menjadi renungan sekali gus obat kita: “Kebahagiaan tak terdapat di manapun di ala m ini. Yang dapat di menangkan oleh manusia hanyalah kehormatan untuk berbahagia.
Di zaman yang semakin modern ini nampaknya tak semodern dalam mencari pekerjaan. Tentunya bagi mereka yang tak punya ijazah tinggi atau keahliaan yang dapat di andalkan. Sebetulnya masalahnya bukan tak ada pekerjaan, namun adakah yang mau menggaji? Seorang bos bukan tak ingin memberi pekerjaan, tapi adakah sisa uang dari keuntungan usaha untuk diberikan sebagai gaji? Kondisi ini benar-benar sulit dan nampaknya menjadi ujian bagi mereka yang orang lain memandangnya sebagai seseorang yang memiliki banyak uang. Sehingga bisa memberi mereka kesempatan untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Bukan saja bagi seorang pencari kerja, ternyata bagi seorang pengusahapun kesulitan untuk mencari usaha yang menguntungkan banyak.
Ada istilah yang mengatakan bahwa untuk mendapatkan jalan ke syurga itu sulit, sedang jalan ke neraka itu begitu mudah. Tak sedikit orang yang terjerumus ke jurang kehancuran nantinya ketika mereka memilih sesuatu yang sebetulnya mereka tahu itu salah. Karena kurangnya pendidikan tentang agama kadang menjadi penyebab mereka memilih sesuatu yang salah tadi. Selain itu, karena himpitan ekonomi yang terus mendesaknya untuk bertindak sesuatu hingga akhirnya mereka memilih jalan yang salah tanpa berfikir beribu-ribu kali. Hal ini lah kiranya yang menjadi alasan bagi mereka yang memilih pekerjaan maupun membuka pekerjaan yang bagi sebagian orang salah itu. Mulai dari membuka usaha jual beli anak, jasa pelayan wanita-wanita cantik bagi lelaki hidung belang (Prostitusi), membuat narkoba dan menjualnya yang langgananya dari orang kelas atas sampai kelas rendahan, hingga menjual makanan yang menggunakan bahan-bahan berbahaya yang tak layak di konsumsi manusia. Bahkan yang paling terbaru karena baru terungkap ke media adalah jual beli kasus yang dilakukan antara oknum penegak hukum dan oknum yang trend di sebut makelar kasus.
Semua itu mereka jalani apa lagi kalau bukan demi mendapatkan uang semata. Guna memberikan makan untuk anak istrinya. Berharap mendapat kebahagiaan hidup setelahnya. Si bos mendapat keuntungan dan bisa menggaji para pembantu atau pekerjanya. Sungguh mulia sebenarnya mereka yang memberikan pekerjaan kepada seseorang yang ingin menyambung hidup itu, di tengah-tengah sulitnya mencari uang. Namun sungguh indah kiranya pekerjaan mereka itu halal dan di rahmati Tuhan yang maha Esa.
Untuk mendapakan sesuatu yang lebih-baik dan baik lagi, tentu mereka mengalami proses berganti-ganti profesi atau pekerjaan. Mungkin seperti sebuah penjelajahan. Seorang penjelajah berjalan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan memiliki tujuan tertentu. Ia mencari sesuatu yang lebih indah atau sesuatu yang aneh. Dengan tekad yang sangat kuat mereka menyusuri hutan demi hutan, laut demi laut, pulau demi pulau hingga mencapai tujuan dan mencapai kebagiaan. Mereka berusaha dari pinggir jalan samapai gedung tertinggi lantainya. Mereka bekerja mulai dari tempat yang panas dan pengap sampai ruang yang lebih luas dan ber AC. Setumpuk pengalaman demi pengalaman mereka miliki.

Jumat, 18 Desember 2009

BUDAYA TAKBIR KELILING PADA BULAN RAMADHAN DI INDRA MAYU-JAWABARAT


BUDAYA TAKBIR KELILING PADA BULAN RAMADHAN

DI INDRA MAYU-JAWA BARAT




Penelitian kebudayaan

Diajukan Guna Melengkapi Syarat Mata Kuliah Soft Skill

Pengantar Penelitian Kebudayaan




Disusun oleh:


1. RINI HEDIAWATI (10606072)


2. AGUSTIN SUHARTINI (10606002)





FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS GUNADARMA

2009




RINI HEDIAWATI, AGUSTIN SUHARTINI. Budaya Takbir Keliling pada Bulan Ramadhan Di Suku Suinda-Jawa Barat. Dibimbing oleh TRI BUDIARTA.



Abstrak


Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan dan mengiinterpretasikan budaya Takbir Keliling di suku sunda. Alasan mengapa penulis memilih penelitian ini karena takbir keliling merupakan salah satu kesenian dan kebiasaan yang sudah sering di lakukan masyarakat setahun sekali ketika bulan Ramadhan tiba. Walaupun takbiran juga sering dilakukan menjelang hari raya Idul Adha, namun tidak semeriah pada saat menjelang hari raya Idul fitri. Orang-orang dengan suka cita berbondong-bondong mengikuti takbir keliling ini dengan berjalan kaki dan membawa obor atau yang lebih modern lagi yakni dengan menggunakan kendaraan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, budaya takbir keliling merupakan salah satu kebiasaan dan wujud ke kreatifitasan masyarakat setemapat guna memeriahkan bulan Ramadhan tanpa menghilangkan makna dari takbiran itu sendiri yaitu mengagungkan nama Allah yang meyakini bahwa Allah itu Maha Besar, pemilik seluruh alam semesta ini yang patut kita agung-agungkan. Tujuannya adalah agar masyarakat tidak bosan dengan takbiran yang biasanya dilakukan hanya di masjid-masjid atau di mushola-mushola saja. Dari penelitian ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa takbir keliling ini dapat mempererat tali persaudaraan dengan masyarakat satu sama lain terlebih lagi dengan masyarakat di luar daerah lainnya dan menciptakan kekompakan saat melaksanakan takbir keliling ini yang dapat diaplikasikan di kegiatan-kegiatan yang lainnya.














I

PENDAHULUAN



I. 1 Latar Belakang Masalah

Mempelajari Kebudayaan adalah sangat menyenangkan. Selain menambah pengetahuan diri juga kita bisa tahu bagaimana kebudayaan tersebut tercipta dan dilestarikan hingga kini. “Budaya” berasal dari bahasa sansakerta yaitu “budhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “budhi” yang berarti “budi” atau “akal”. Ada beberapa pendapat tentang kebuayaan dari beberapa ahli. Menurut Sofia Rangkuti-Hasibuan kebudayaan adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh manusia dan dianataranya terdapat dua unsur yakni unsur phenomenon, bentuk benda atau materi dan unsure noumenon atau bentuk ide dan gagasan. Sedangkan menurut A.L Kroeber dan Clyde Kluckhon, kebudayaan atau peradaban merupakan keseluuhan unsur yang terkandung di dalamnya, seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moralitas, adat dan kemampuan yang lain dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dari definisi kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil karya cipta manusia sebagai anggota masyarakat yang tercipta dalam bentuk benda atau materi dan bentuk ide dan gagasan yang diyakini dan dirasa manfaatnya bagi masyarakat sehingga mampu dilestarikan hingga kini.

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki begitu banyak suku daerah dan dari suku-suku tersebut tercipta kebudayaan yang berbeda-beda pula. Misalnya, Suku Sunda dengan budaya kesenian, kebiasaan atau adat istiadat, pakaian adat, hukum, kepercayaan, makanan khas dan lain sebagainya. Budaya keseniannya meliputi seni tari, seni musik seni pertunjukan, dan lain-lain. Adapun budaya kesenian yang paling menonjol dari suku sunda ini adalah adanya seni tari jaipong dan seni pertunjukan Wayang Golek. Budaya yang terlahir menjadi adat kebiasaan istiadat adalah seperti membuat sesajen yang diperuntukan bagi roh-roh halus dari keluarga yang telah meninggal dunia agar mereka tidak mengganggu anggota keluarga lain yang masih hidup. Terlebih lagi jika akan mengadakan acara besar seperti resepsi pernikahan, sunatan, nuju bulanan dan lain-lain, sesajen menjadi hal yang wajib di lakukan.

Dari gambaran mengenai kebudayaan di atas, objek penelitian penulis adalah tentang kesenian, yaitu “Budaya Takbir Keliling di Suku Sunda”. Alasan mengapa penulis hendak mengambil objek penelitian tersebut adalah karena Takbir Keliling merupakan salah satu kesenian dan kebiasaan yang sudah sering di lakukan masyarakat setahun sekali ketika bulan Ramadhan tiba. Walaupun takbiran juga sering dilakukan menjelang hari raya Idul Adha, namun tidak semeriah pada saat menjelang hari raya Idul fitri. Orang-orang secara suka cita berbondong-bondong mengikuti takbir keliling ini dengan berjalan kaki atau yang lebih modern lagi yakni dengan menggunakan kendaraan. Mengapa Takbir Keliling ini merupakan salah satu kesenian, karena menggunakan alat seperti “bedug” dan alat-alat musik pendukung lainnya yang akan menghasilkan suara yang harmonis dengan diiringi lantunan takbir oleh para pemukul atau pemainnya dengan maksud membesarkan nama Allah SWT. “Takbiran” biasa orang memanggilnya adalah memang kebiasaan yang lazim dilakukan hampir seluruh masyarakat yang memeluk agama Islam sebagai ungkapan rasa syukur terhadap tuhannya. Takbiran ini biasanya dilakukan setelah sholat Isya di mushola atau di masjid-masjid di akhir puasa Ramadhan atau sehari sebelum hari raya idul fitri dilaksanakan.

Melalui penelitian ini, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat untuk masyarakat pada umumnya dan untuk penulis pada khususnya.


I.2 Tujuan Penulisan

1. Ingin mendeskripsikan budaya Takbir Keliling di Indramayu Jawa Barat

2. Untuk mengiinterpretasikan budaya Takbir Keliling di Indramayu Jawa Barat




I.3 Manfaat penulisan

1. Agar mampu mendeskripsikan budaya Takbir Keliling di Indramayu Jawa Barat

2. Agar mampu menginterpretasikan budaya Takbir keliling di Indramayu Jawa Barat

























II

KAJIAN PUSTAKA



II.1 Pengertian Takbir

Takbir, adalah seruan Allahu Akbar الله Ø£َÙƒْبَر ("Allah Maha Besar") yang merupakan sebuah kalimat dalam bahasa Arab, artinya ialah Allah Maha Besar/Agung. Seruan ini dikumandangkan oleh umat Muslim untuk memuliakan nama Tuhan atau asma Allah.


II.2 Pengertian Ramadhan

Ramadhan (ejaan KBBI: Ramadan, dalam bahasa Arab:رمضان) adalah bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah (sistem penanggalan agama Islam). Sepanjang bulan ini pemeluk agama Islam melakukan serangkaian aktivitas keagamaan termasuk di dalamnya berpuasa, shalat tarawih, peringatan turunnya Al-Quran, mencari malam Laylatul Qadar, memperbanyak membaca Al-Quran dan kemudian mengakhirinya dengan membayar zakat fitrah dan rangkaian perayaan Idul Fitri. Kekhususan bulan Ramadhan ini bagi pemeluk agama Islam tergambar pada Al-Quran pada surat Al Baqarah ayat 185 yang artinya:

"bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu..."






III

DESKRIPSI KEBUDAYAAN



III.1 Peralatan Yang Digunakan


Adapun peralatan yang digunakan pada saat takbir keliling yakni:


1. Benda yang akan diarak


Benda yang akan diarak dapat berupa replika/tiruan binatang, masjid, tokoh(orang). Misalnya figure laki-laki yang mengenakan peci dan sarung atau wanita berkerudung, dll

2. Obor

Lampu(lentera) yang terbuat dari bambu yang diisi dengan minyak dan diberi sumbu. Obor merupakan salah satu ciri khas dari acara malam takbiran. Obor digunakan sebagai sarana penerangan pada saat malam takbiran.


3. Bledogan karbit

Selain pembuatan obor, hal yang tidak kalah pentingnya dalam acara malam takbir keliling yakni pembuatan bledogan karbit”. Bledogan karbit yakni sejenis petasan yang berukuran besar yang terbuat dari potongan bambu yang besar pula, yang kemudian diisi dengan karbit kemudian disulut, sehingga dapat menghasilkan bunyi yang cukup keras.


4. Lampu Cina (lampion )

Selain obor sarana penerangan lain yang juga sering dijumpai pada saat malam takbir keliling yakni lampu cina(lampion), hal ini dikanrenakan oleh bentuk lampu cina (lampion) yang indah.


5. Bedug

Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.

6. Kentongan

Kentongan terbuat dari kayu yang dibentuk dengan berbagai ukuran. Ada yang kecil dan ada juga yang sengaja dibuat besar. Itu bergantung pada besar kecilnya bedug yang melengkapinya.



7. Kendaraan beroda 4 atau lebih

Kendaraan ini dibutuhkan apabila takbir keliling tidak dengan berjala kaki.




III.2 Persiapan Takbir Keliling


Persiapan dalam mengadakan takbir keliling mulai dilakukan ± ½ bulan akhir menjelang hari raya, yaitu 15 hari hari sebelum hari raya idhul fitri. Adapun persiapan yang dilakukan yakni membuat benda yang akan diarak ( dipamerkan secara keliling). Benda yang akan diarak dapat berupa replika/tiruan binatang, masjid, tokoh(orang), dan aneka macam makhluk ghaib. (benda arakan tersebut di Bali dikenal dengan ogoh-ogoh).

Pembuatan benda arakan biasanya dilakukan oleh para remaja, khususnya remaja masjid dan dibantu pula oleh masyarakat sekitar. Selain pembuatan benda arakan, masyarakatpun disibukan dengan pembuatan peralatan takbir keliling lainya yang dapat menambah semaraknya acara malam takbir keliling. Salah satu hal yang tidak dapat terlepas dari adanya acara malam takbir keliling yaitu adanya obor.


Obor selalu ada dalam acara takbir keliling setiap tahun

Di daerah Indramayu, khususnya di Bongas, dalam mengadakan takbir keliling masyarakat menyertakan organ ( musik yang terdiri dari gitar, piano, seruling, drum yang dilengkapi pula denagn sound system, yang biasa diadakan pada saat hajatan) yang diharapkan dapat menambah semarak suasana malam takbir keliling.




III.3 Pelaksanaan Takbir Keliling

1. Waktu Pelaksanaan


Takbir keliling diadakan pada malam hari sebelum hari raya idul fitri tiba. Takbiran atau takbit keliling biasanya dimulai setelah sholat isya atau sekitar pukul 20.00 WIB.


2. Peserta( orang-orang yang turut berpartisipasi)

Takbir keliling diramaikan oleh masyarakat sekitar, dari mulai anak kecil sampai dengan orang tua. Mereka berkeliling seraya mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil. (ALLAHUAKBAR, ALLAHUAKBAR, ALLAHUAKBAR. LAA…ILAHAILALLAH HUALLAHU AKBAR... ALLAHU AKBAR WALILLAA HILHAMD).

Hampir semua masjid dan mushola di daerah Bongas mengadakan acara takbir keliling. Tiap-tiap masjid dan musholapun berlomba-lomba saling mempertunjukan kekompakan dan kreatifitas masing-masing dalam meramaikan suasana malam takbir keliling.

Tidak jarang satu rombongan masjid/mushola yang berpapasan di jalan dengan rombongan dari masjid/mushola lain. Pada saat berpapasan inilah masing-masing rombongn berusaha menampilkan atau saling memamerkan kreatifitasnya masing-masing. Mereka saling berlomba menunjukan kemeriahan dan semangat mereka dalam bertakbir, hal tersebut bahkan dapat memadati jalan sehingga dibutuhkan kesabaran agar masing-masing rombongan dapat meneruskan takbir keliling tanpa adanya suatu keributan.







3. Rute Yang Dilalui Pada Saat Takbir Keliling.


Dengan Berjalan Kaki

Rute yang dilalui rombongan takbir keliling jika berjalan kaki biasanya rombongan berkeliling ke 3-4 desa.

Takbiran dengan berjalan kaki ini lebih sering dilakukan karena suasana takbiran lebih terasa dan lebih mengundang perhatian banyak warga, karena biasanya lebih meriah. Selain itu juga takbir keliling dengan berjalan kaki ini juga dapat diikuti oleh lebih banyak warga masyarakat.


Dengan Menggunakan Kendaraan

Rute yang dilalui oleh rombongan takbir keliling dengan menggunakan kendaraan biasanya lebih jauh dibandingkan dengan takbir keliling yang hanya berjalan kaki, dapat berkeliling 7-10 desa tetangga. Takbir keliling dengan menggunakan kendaraan ini lebih jarang dilakukan karena tidak banyak warga yang dapat turut serta, hal ini disebabkan karena terbatasnya tampungan orang dalam kendaraan yang disediakan oleh panitia.


















IV

INTERPRETASI


Berdasarkan hasil interview antara penulis dan informan bahwa penulis dapat menginterpretasikan budaya takbir keliling pada bulan Ramdhan di Indra Mayu-Jawa barat adalah sebagai berikut:

  1. Takbir keliling merupakan suatu rutinitas masyarakat Indramayu khususnya masyarakat desa Bongas yang dilakukan setiap tahun pada akhir bulan puasa.

  2. Kebiasaan bertakbir keliling sudah sejak lama dijalankan oleh masyarakat Indramayu khususnya masyarakat desa Bongas sejak bertahun-tahun lamanya.

  3. Bagi masyarakat sekitar takbir keliling merupakan salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya.

  4. Kebiasaan takbir keliling merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Indramayu khususnya masyarakat Bongas.

  5. Pada era modern ini takbir keliling menjadi lebih meriah dengan diikut sertakannya baik alat musik modern maupun alat musik tradisional misalnya: gitar, bas, drum, seruling, gendang , dll.

  6. Takbir keliling tambah bernyawa dengan banyaknya warga yang turut berpartisipasi.

  7. Bagi anak-anak takbir keliling merupakan salah satu hal yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya.

  8. Takbir keliling pun dapat memper erat hubungan silaturahmi antar masyarakat sekitar.

9. Dalam bertakbir kelilingpun masyarakat memerlukan kekompakan dan gotong royong.








V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Budaya takbir keliling bagi warga masyarakat Indramayu merupakan salah satu kebiasaan dan wujud ke kreatifitasan masyarakat setemapat guna memeriahkan bulan Ramadhan tanpa menghilangkan makna dari takbiran itu sendiri yaitu mengagungkan nama Allah yang meyakini bahwa Allah itu Maha Besar, pemilik seluruh alam semesta ini yang patut kita agung-agungkan.

Tujuannya adalah agar masyarakat tidak bosan dengan takbiran yang biasanya dilakukan hanya di masjid-masjid atau di mushola-mushola saja. Dari penelitian ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa takbir keliling ini dapat mempererat tali persaudaraan dengan masyarakat satu sama lain terlebih lagi dengan masyarakat di luar daerah lainnya dan menciptakan kekompakan saat melaksanakan takbir keliling ini yang dapat diaplikasikan di kegiatan-kegiatan yang lainnya.

Seiring berjalannya waktu takbir keliling di daerah Indramayu pun mengalami banyak perubahan yang di sesuaikan dengan perkembangan jaman. Pada mulanya, takbir keliling dilaksanakan oleh para warga dengan cara sederhana, para warga bertakbir keliling desa dengan hanya membawa obor. Semakin majunya jaman mengakibatkan pelaksanaan takbir kelilingpun kian meriah. Masyarakat menyertakan alat musik baik itu alat musik tradisional maupun alat musik modern ( gitar, bas, drum, seruling, piano, keyboard, bedug, kentongan, rebana, dll) bahkan juga menggunakan alat pengeras suara serta kendaraan bermotor ( motor, mobil).

V.2 Saran

Dalam hal ini penulis menyarankan:

1. Takbir keliling adalah hal yang sangat positif sehingga baik untuk tetap dilestarikan.

2. Takbir keliling juga merupakan bentuk kegembiraan umat muslim dalam menyambut hari raya kemenangan yaitu Idul Fitri. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus dijaga sebaik mungkin agar tidak menodai makna takbir keliling itu sendiri.



Data-data yang didapat oleh penulis melalui wawancara:

  1. Takbir keliling merupakan suatu rutinitas masyarakat Indramayu khususnya masyarakat desa Bongas yang dilakukan setiap tahun pada akhir bulan puasa.

  2. Kebiasaan bertakbir keliling sudah sejak lama dijalankan oleh masyarakat Indramayu khususnya masyarakat desa Bongas sejak bertahun-tahun lamanya.

  3. Bagi masyarakat sekitar takbir keliling merupakan salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya.

  4. Kebiasaan takbir keliling merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Indramayu khususnya masyarakat Bongas.

  5. Pada era modern ini takbir keliling menjadi lebih meriah dengan diikut sertakannya baik alat musik modern maupun alat musik tradisional misalnya: gitar, bas, drum, seruling, gendang , dll.

  6. Takbir keliling tambah bernyawa dengan banyaknya warga yang turut berpartisipasi.

  7. Bagi anak-anak takbir keliling merupakan salah satu hal yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya.

  8. Takbir keliling pun dapat memper erat hubungan silaturahmi antar masyarakat sekitar.

  9. Dalam bertakbir kelilingpun masyarakat memerlukan kekompakan dan gotong royong.












Kutipan wawancara penulis dengan salah satu warga Bongas Kab. Indramayu.

1. assalamualaikum bu.

Jwb: waalaikum salam wr.wb.

2. sudah berapa lama ibu tinggal didaerah Bongas?

Jwb: saya sudah tinggal di daerah Bongas kira-kira selama 75 tahun, karena sejak lahir saya sudah di daerah ini.

3. apakah ibu mengetahui tentang budaya takbir keliling di daerah ini?

Jwb: iya, saya tahu.

4. suadah berapa lama masyarakat daerah Bongas mengadakan takbir keliling?

Jwb: masyarakat di daerah ini telah melaksanakan takbir keliling sejak bertahun tahun lamaya.

5. tepatnya sudah berapa tahun?

Jwb: ya, sekitar lebih dari 25 tahun yang lalu.

6. bagaimana masyarakat menerima budaya takbir keliling ini?

Jwb: masyarakat sangat bahagia dalam menyambut dan melaksanakan kegiatan takbir keliling ini.

7. bagaimana mereka mempersiapkan takbir keliling?

Jwb: mereka saling bergotong royong demi terlaksananya acara takbir keliling ini.

8. apakah kegiatan ini dilakukan setiap tahun?

Jwb: ya






DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Takbir

http://id.wikipedia.org/wiki/Ramadhan