Rabu, 19 Mei 2010

MEMBAGI-BAGI HARTA

MEMBAGI-BAGI HARTA


Stop..stop…! Sambil membawa sebuah nampan yang berisi beberpa macam minuman dingin dengan beraenaka ragam warna dan rasa, seorang wanita paruh baya sedikit berlari menuju sebuah pintu. Ia sedang bekerja untuk melayani para pelanggannya. Dengan otomatis pintu itu terbuka sejenak untuk membawanya naik atau turun. Pintu itu lazim di sebut lift. Itulah yang pernah aku lihat di beberapa pusat perbelanjaan modern baru-baru ini. Sebuah kenyataan yang sedang orang lain hadapi sebagai bagian dari pengalamannya dalam menjalanjakan hidup ini.
Para pekerja-pekerja dengan berbeda majikan itu berlalu lalang ataupun duduk-duduk di tempat bekerjanya. Tempat bekerja mereka seperti lahan untuk mencari pundi-pundi uang. Bahkan seolah-olah seperti raja yang di puja-puja karena menjadi sumber penghasilan mereka. Mengapa raja? Karena setiap saat mereka harus patuh, disiplin waktu, maupun harus melayani dengan sepenuh hati.
Para majikan memperkerjakan mereka mungkin dengan berbagai alas an. Tergantung seberapa penting kehadiran mereka dalam usahanya. Ada yang memang benar-benar membutuhkan, ada juga yang karena belas kasihan. Ya..nampaknya begitu. Karena atas belas kasihan tadilah, majikan tak bisa membayar mereka dengan upah yang besar sesuai yang mereka harapkan. Bagi mereka, berapapun gajihnya yang penting dapat pekerjaan. Mereka berharap bisa bertahan hidup dan mendapatkan kebahagiaan dalam jiwa mereka. Mereka memilih cara yang paling benar bagi mereka walau dengan menjadi kuli. Karena lebih terhormat dan halal. Pertanyaanya, apakah mereka sungguh puas dan kemudian bahagia dengan jiwa mereka kini? Manusia memang tak ada puasnya. Mereka akan selalu mencari kehidupan yang lebih baik dan baik lagi. Mungkin tips dari Kant untuk kebagiaan hidup berikut ini dapat menjadi renungan sekali gus obat kita: “Kebahagiaan tak terdapat di manapun di ala m ini. Yang dapat di menangkan oleh manusia hanyalah kehormatan untuk berbahagia.
Di zaman yang semakin modern ini nampaknya tak semodern dalam mencari pekerjaan. Tentunya bagi mereka yang tak punya ijazah tinggi atau keahliaan yang dapat di andalkan. Sebetulnya masalahnya bukan tak ada pekerjaan, namun adakah yang mau menggaji? Seorang bos bukan tak ingin memberi pekerjaan, tapi adakah sisa uang dari keuntungan usaha untuk diberikan sebagai gaji? Kondisi ini benar-benar sulit dan nampaknya menjadi ujian bagi mereka yang orang lain memandangnya sebagai seseorang yang memiliki banyak uang. Sehingga bisa memberi mereka kesempatan untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Bukan saja bagi seorang pencari kerja, ternyata bagi seorang pengusahapun kesulitan untuk mencari usaha yang menguntungkan banyak.
Ada istilah yang mengatakan bahwa untuk mendapatkan jalan ke syurga itu sulit, sedang jalan ke neraka itu begitu mudah. Tak sedikit orang yang terjerumus ke jurang kehancuran nantinya ketika mereka memilih sesuatu yang sebetulnya mereka tahu itu salah. Karena kurangnya pendidikan tentang agama kadang menjadi penyebab mereka memilih sesuatu yang salah tadi. Selain itu, karena himpitan ekonomi yang terus mendesaknya untuk bertindak sesuatu hingga akhirnya mereka memilih jalan yang salah tanpa berfikir beribu-ribu kali. Hal ini lah kiranya yang menjadi alasan bagi mereka yang memilih pekerjaan maupun membuka pekerjaan yang bagi sebagian orang salah itu. Mulai dari membuka usaha jual beli anak, jasa pelayan wanita-wanita cantik bagi lelaki hidung belang (Prostitusi), membuat narkoba dan menjualnya yang langgananya dari orang kelas atas sampai kelas rendahan, hingga menjual makanan yang menggunakan bahan-bahan berbahaya yang tak layak di konsumsi manusia. Bahkan yang paling terbaru karena baru terungkap ke media adalah jual beli kasus yang dilakukan antara oknum penegak hukum dan oknum yang trend di sebut makelar kasus.
Semua itu mereka jalani apa lagi kalau bukan demi mendapatkan uang semata. Guna memberikan makan untuk anak istrinya. Berharap mendapat kebahagiaan hidup setelahnya. Si bos mendapat keuntungan dan bisa menggaji para pembantu atau pekerjanya. Sungguh mulia sebenarnya mereka yang memberikan pekerjaan kepada seseorang yang ingin menyambung hidup itu, di tengah-tengah sulitnya mencari uang. Namun sungguh indah kiranya pekerjaan mereka itu halal dan di rahmati Tuhan yang maha Esa.
Untuk mendapakan sesuatu yang lebih-baik dan baik lagi, tentu mereka mengalami proses berganti-ganti profesi atau pekerjaan. Mungkin seperti sebuah penjelajahan. Seorang penjelajah berjalan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan memiliki tujuan tertentu. Ia mencari sesuatu yang lebih indah atau sesuatu yang aneh. Dengan tekad yang sangat kuat mereka menyusuri hutan demi hutan, laut demi laut, pulau demi pulau hingga mencapai tujuan dan mencapai kebagiaan. Mereka berusaha dari pinggir jalan samapai gedung tertinggi lantainya. Mereka bekerja mulai dari tempat yang panas dan pengap sampai ruang yang lebih luas dan ber AC. Setumpuk pengalaman demi pengalaman mereka miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar