Kamis, 29 Oktober 2009

SEIKAT MAWAR MERAH DALAM PELUKAN MIMPI


Cuaca hari itu begitu kelabu. Awan tanpa bulan dan bintang menyelimuti kawasan jalan Nusantara Raya. Yaitu di sebuah Studia radio swasta yang berada di Jakarta. Aku bekerja disana.

Waktu itu usia kantor ku ber ulang tahun yang ke 25 th. Walau aku baru bekerja 6 th yang lalu, tapi aku sudah sangat kerasan bekerja sebagai penyiar Radio disana. Gajihnya tak begitu besar memang, tapi banyak hal yang aku dapatkan di sini. Termasuk sering bertemu dengan artis ibu kota maupun tokoh-tokoh penting yang di undang sebagai bintang tamu pada program acara tertentu. Hahaha..

“Karin, Dodo mana? kok belum keliatan sih.”Tanya Ami teman ku.”Enggak tahu nih, padahal aku udah ngebel dia dari se jam yang lalu tapi kok belum datang-datang juga yah?? Mungkin kena macet kali!”

Dari se jam yang lalu Dodo temanku belum datang. Aku cemas. Dodo adalah sahabat lama ku. Dia senior ku di tempat aku bekerja ini.

Dodo seorang teman yang sangat usil bila di kantor. Dia selalu bikin kejutan di setiap ulang tahun teman-temanya.

Aku berfikir pada acara ulang tahun kantor kali ini dia belum datang apa karna akan membuat kejutan??? Ah rasanya tidak mungkin. Ini kan acara yang formal. Selain akan di hadiri oleh seluruh kariawan juga akan di hadiri oleh pemilik perusahaan penyiaran ini. Fikirku.

“Hallo? met malam semua? sori yah aku telat soalnya di jalan macet tadi!!” Ternyata Dodo sudah datang, tepat diacara yang sebentar lagi akan dimulai.

Pimpinan kantor pun sedikit memberikan sambutannya. Dan acara inti yaitu pemotongan Nasi tumpeng pun tengah di muali. Waktu begitu cepatnya bergulir hingga acarapun akhirnya selesai pada jam 12 malam.

“Do, tadi kamu kok bisa telat sih. Apa bener di jalan memang macet? atau macet???” Ia Rin, di jalan aku memang ke jebak macet. Suer deh! “Emang kamu berangkat jam berapa Do? “Jam delapan sih. Habis aku bingung sih harus pake baju yang mana Rin.” Ih, genit banget sih kamu Do! Emang nya kamu punya banyak koleksi baju apa? Guyon ku.

“Rin, aku antar kamu pulang yuk?” Aku terkejut saat Dodo mengajak ku pulang. Bener nih mau nganterin aku pulang. Ini kan udah malem Do!“ Tanyaku basa-basi. “Ya karna sudah malam, aku takut kamu kenapa-kenapa di jalan. Kamu kan cewek. Buruan naik. Sebelum aku berubah fikiran nih.” Dan akhirnya aku menerima tawaran Dodo untuk pulang bersamanya.

Aku dan Dodo memang tak ada jadwal siaran jam segitu. Jadwal siaran ku selalu pagi dan setiap hari. Dari jam 6 sampai jam 9 pagi. Sedangkan Dodo siaran sore harinya. Dari jam 5 sampai jam 9 malam. Namun dia hanya dari hari senin sampai jum’at saja. Selain sebagai penyiar, dia juga kerja sebagai stafnya di kantorku. Tugas dia biasanya membuat iklan yang akan di siarkan di radio.

Aku pun segera naik Motor Ninjanya yang aku suka sekali dengan warna Hijaunya.

Diperjalanan saat pulang, aku sempat mengobrol banyak dengan Dodo.

“Karina Chaniago?.”

“Hadir!

”Besok kamu siaran kah?” Tanya nya dengan menyebutkan nama lengkap kudengan volume suara yang keras. Karena dia saat mengendarai motornya dengan keras. Dia khawatir aku tidak mendengarnya.

“Yaiya lah.!!!

”Hah? Apa Rin“

“Iya aku siaran pagi“ Aku berteriak sambil mendekatkan suraku ke kupingnya yang tertutupi helem.

“Oh bagus lah”

“Loh kok bagus.“

“Iya. Kita bisa ketemu lagi kan.“

“Ah, gomabal kamu. Emang kamu mau datang pagi?“

“Aku siaran jam 4 pagi, gantiin si Tio. Dia lagi sakit!!”

“Hah? “Jam 4 pagi!”

“Iya.”

Akhirnya kita pun sampai di tempat Kosanku yang tak jauh dari tempat kerjaku.

”Makasih yah Do. Udah nganterin aku sampai depan.Tapi sori, aku engga bisa ngajak kamu mampir soalnya udah malem.!”

“Lagian siapa yang mau mampir. Sekarang bukan malem lagi, malahan udah pagi.”

“Oh ia yah. Ya udah sampai ketemu besok deh .Daaah…??!

“Daaah…??! “

“Hati-hati!!!.”

“OKE!”

Dodopun pulang walaupun kenyatannya hati ini terasa tak ingin dia pulang. Hmmm. Dan keesokan harinya……

Tepat jam 4 pagi aku nyalakan tape untuk mendengarkan siarannya Riki di Gelombang 19,55 fm. Radio PESONA.

“Assalamuaikum warohmatullohi wabarokatuh! Waw di pagi yang dingin ini, saya Dodo Harahap siap untuk menemeni anda semua sambil olah raga kecil barang kali yah? Haha… pastinya dengan kisah-kisah teladan para Rasul yang patut kita contoh bersama. Dan seperti biasa, saya akan mengundang saudara semua pendengar setia PESONA RADIO untuk berbagi cerita menarik seputar pengalamannya dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di 0215955676.

Begitu seterusnya Dodo menyapa pendengar setia Radio PESONA.

Walau jadwal siaranku jam 6pagi nanti, tapi aku ingin sekali bisa cepet –cepet berangkat ke studio agar bisa sarapan bersama Dodo di sana.

Entah kenapa perasaan ini selalu aku pendam dalam hati selama 6 tahun berlalu. Dan enggak tahu gimana caranya untuk ngungkapin perasaan aku terhadap Dodo. Sang pria pujaan hatiku selama ini.

Walau aku tahu bahwa perasaan hati ini enggak akan bisa terblaskan. Karna Dodo sudah memilki seorang kekasih yang belum lama ini di pacarinya.

Aku sering iri pada Puri sahabatku sendiri. Puri yang sudah berpacaran lama dengan Dion sahabatku juga. Mereka juga sama seperti aku. Dion adalah seorang senior yang suka terhadap junirnya yaitu Puri.

Dodo dan Lia sering jalan berdua. Aku suka iri pada mereka berdua. Dodo memnag baik padaku, begitu juga dengan Lia pacarnya. Dodo tak jarang sering mengajak ku makan bareng. Lia pun begitu. Tapi tetap saja aku engga mau hanya sekedar itu. Rasa pertemanan yang Dodo berikan padaku. Aku ingin dia merayuku seperti yang sering ia lakukan pada Lia Kekasihnya. Yah aku tahu itu tak mungkin.

Dodo asyik berduaan saat aku memergokinya di ruang siaran. Mereka saling bercanda, bercerita dan berkasih saying. Seolah-olah dunia milik mereka berdua. Bagaimana yah caranya aku mengutarakan isi hatiku pada Dodo?

Aku memang berharap sekali bahwa Dodo pun bisa menjadi kekasihku.Tapi kenyataan nya tidak seperti sulit itu semua bisa terjadi..Tapi walau begutu Dodo sudah memberikan perhatiannya ke padaaku seperti dia menganggap aku adiknya sendiri. Yah taka pa lah.

Dodo seorang laki-laki dewasa yang merantau ke Jakarta. Hingga akhirnya dia menjadi seorang Penyiar Radio. Dia tinggal di kosan dekat studio bersama teman-temannya yang lain.

Pada suatu ketika, Aku di pasangkan kembali untuk siaran dengannya. Walau tak sekali dua kali siaran berdua dengannya, tetap saja perasaan gugup saat membawakan acara dengannya tetap saja ada dalam hati ini. Dulu Aku pernah siaran berdua dengannya. Namun pada waktu itu aku baru masuk menjadi seoeang penyiar. Dia banyak membantuku dalam seagala hal. Terutama untuk membuat joke-joke yang bisa membuat orang tertawa.

Awal mula bertemu dengan nya juga Aku sudah Jatuh hati dengannya. Dodo adalah senior bagiku. Pantasnya aku harus hormat padanya. Namun Dodo tak pernah menunjukan kalau dirinya adalah senior yang wajib dihormati oleh setiap jiniornya. Pokoknya dia lelaki yang the best banget deh buat ku. Tak heran jika banyak pendengar yang ngefans dengan nya. Kadang-kadang mereka suka datang ke studio dan memberinya hadiah. Kadang aku suka cemburu loh. Heee…

“Oke pendengar PESONA FM semua, kita masih menunggu nih SMS atau Request lagu dari kamu. Kita punya lagu dari Wali. Kangen Band, MATTA, ANANG dan ada apa lagi Karin? “

“Ya, ada TI TWO, DEWI-DEWI, THE VIRGIN pokoknya semua deh siap untuk kita putarkan, asal kamu setia bersama kita dong...”

Waktu itu lagu-lagu yang di putarkan bertemakan percintaan. Dan kami pun membicarakan tema tentang Love-Love gitu deh.

“Karin Chaniago, selama ini sebenarnya aku tuh suka dan sayang banget sama kamu! Udah lama rasa ini aku pendam di hati aku!!!

Aku terkejut saat Dodo merangkai kata-kata itu yang Aku sendiri bingung kenapa dia tiba-tiba mengucapkannya.

“Ha..ha..ha..haaa….!!! kaya’nya lucu banget yah kalau ada yang ngungkapin perasaan cintanya lewat radio. bener engga Rin???.” Sejenak aku kaget dan tak percaya saat dia mengatakan kata-kata yang selama ini aku tunggu-tunggu darinya namun rasa tak percaya itu hilang begitu saja saat Dodo mentertawakan ulahnya itu dan menganggap bahwa apa yang di katakannya barusan hanya lelucon biasa.

Dia tertawa melihat aku. Aku yang terdiam yang tak satupun kata yang terucap di mulutku. Bibir ku benr-benar keluh. Sebetulnya Aku sedikit sakit hati, tapi sayang acara yang Aku bawakan belum selesai.

“Dasar, Dodo emang paling bisa deh bikin setres orang. gimana kalau cewek yang siaran disini emang suka sama lu? bisa marah abis-abisan deh.” Aku berusaha kembali pada keadaan ku semula. Dimana aku harus membalas omongan Dodo.

“HAHAHA…sorry Karin, gue cuma ingin mencairkan suasana aja. Ya sudah mari kita lupa kan saja lelucon barusan yah. Kita langsung puterin aja lagu buat kalian semua, sambil menunggu orang yang berani mengutarakan isi hatinya disini.”

“Emang bisa Do?”

“Loh bisa dong. Makanya silahkan merancang kata-kata seperti gue barusan dan sampaikan padanya. Oke!”

Oke deh. Gue kasih Karispatih dengan Demi Cinta. Jangan kemana-mana yah..”

“Tetap disini di 19, 55 FM. PESONA RADIO. Bersama Dodo harahap dan…”

“Karin Chaniago dong”

Haah..tak mungkin jika aku menunjukan sejujurnya perasaan ku yang sebenarnya atas perlakuan Dodo yang tak ku duga sebelumnya tadi. Dodo benar-benar tak bicara sebelumnya jika ia akan mengatakan itu untuk membuat pendengar terkejut dan akhirnya tertawa. Huuh..

“Eh gila yah lu Do. Kok enggak ngomong-ngomong dulu sih?”

“Kenapa. Kaget juga yah. Dodo…Eh mau kemana?”

“Ah dasar lu! Mau ngambil palu buat lu!”

“Haha..Sorry ya Rin?”

Aku keluar meninggalkan Dodo selama lagu diputar untuk sekedar mengambil segelas air. Tenggorokan ku rasanya kering, padahal rasanya baru 5 menit aku membuka acaraku bersama Dodo.

Akhirnya aku bisa menenangkan hati ku sebentar. Namun rasa nya hati ini ingin menangis saja melihat ulah Dodo yang becandanya terlalu kelewat batas.

Dan aku kembali melanjutkan acaraku walau berat. Seusai siaran aku langsung bergegas pergi meninggalkan Studio.

“Karin, mau kemana?”Tanya Dodo padaku bingung. Aku pulang duluan Do! Jawabku. ”Kamu udah makan siang belum? makan siang dulu yuk sama aku. Temenin aku yah. Please??!Pintanya lirih.

Berat rasanya menerima tawaran nya. Setelah lelucon yang ia keluarkan saat siaran tadi. ”Rin, kamu marah yah sama aku?” Aku buru-buru Do! Aku langsung pergi dan tak meninggalkan senyumpun pada Dodo yang biasanya aku berikan padanya.

Aku memang tak pantas marah padanya. Kalau maslah becanda memang sudah biasa ia lakukan. Jika aku tidak menaruh hati padanya, mungkin candaan yang dia buat seperti apapun aku tidak akan peduli.

Tapi apa mau di kata, sejujurnya aku memang sangat sayang dan Cinta padanya. Tapi Rasa ini tinggalah rasa yang aku sendiri enggak tahu akan ada sampai kapan.

Lambat laun aku pun bisa melupakan kejadian itu. Dan mencoba untuk menjalin hubungan baik lagi dengan Dodo. Kenapa rasa di hati ini tetap saja ada? Sambil menepuk-nepuk dadaku aku emosi.

Aku terus berhayal tentang Dodo. Aku berharap hayalan ini bisa jadi kenyataan. Yaitu Dodo dapat membalas cinta ku dan dia bisa menjadi milikiku selamanya.

Hingga pada suatu ketika....

”Li, sini deh?” Tanya Dodo pada Lia pacarnya.

”Ada apa sayank?”

Bener enggak kalau hari ini hari ulang tahunnya Karin?“

“Oh iya bener, memangnya kenapa? kamu mau bikin kejutan yah sama dia?” Ssttttt……! jangan keras-keras ngomongnya.

”Sori-sori!”

“Eh, aku mau nanya nih sama kamu sayank. Bunga yang di sukai Karin itu kira-kira bunga apa yah?

“Oh. kamu mau ngasih bunga!”

“Ia apaan. Cepetan nanti ada orangnya.

“Sayank kn dia Cuma teme kamu. Engga pantes dong kalau kamu ngasih bunga ke dia.“

Lia sayank, aku kan bilang sama kamu. Aku engga diam-diem kan ngasihnya. Lagi pula kamu kan tahu, kalau Cuma kamu satu-satunya perempuan yang ada di hati aku. Percaya kan?“

“ya udah deh. Aku percaya sama kamu.“

“Kaya’nya Karin suka bunga Mawar deh sayank!!!”

“Ooh. Makasih yah Lia sayank. Malam ini aku mau ngasih kejutan sama dia. Do’ain aku biar sukses yah sayank?“

Malam dimana menjadi kejutan untuk ku itu datang!

“Tok,tok,tok! Assalamualaikum?”

“Waalaikum salam! Dodo?Tumben kamu malam-malam datang kemari.

”Rin, aku sengaja datang kemari untuk membawa seikat bukti cinta yang selama ini aku pendam selalu Rin.“ Dodo datang dengan penampilan yang tak biasa. Wangi parfum bajunya membuatku melayang tak karuan.

Dodo menyembunyikan tangannya di balik punggungnya. Persis seperti di film-film itu. Tapi aku tetap bersikap biasa padanya. Karena aku tahu dia akan membuat lelucon yang kedua kalinya untuk ku. Ya...itulah hoby nya.

“Ini yang aku persembahkan untuk mu Mawar merah.“

” Dodo, udah deh, aku engga bakalan kena rayuan gombal kamu lagi. Aku udah tahu kalu kamu Cuma becanda kan?“

“Karin Chaniago. Memang selama ini aku sering becandain kamu. Tapi kali ini aku engga becnda. Aku serius bahwa aku sayang dan cinta sama kamu.

Aku sadar bahwa selama ini hanya kamu lah yang mampu ngertiin aku. Terimalah bunga ini Karin. Sebagai bukti kalau kuma mau menerima cinta ku Rin. Terimalah???”

Entah mengapa kali ini aku ingin pecaya 100 % dengan nya. Aku terkena rayuannya dan percaya bahwa kali ini Dodo memang tak sedang becanda. Untuk apa dia malam-malam datang kalau hanya untuk sekedar memberikan bunga. Padahal dia kan sudah punya pacar. Hanya lelaki gila lah yang sanggup melakukannya. Yah Dodo lelaki gila yang sedang jatuh Cinta. Dan jatuh cinta padaku.

Dan saat aku menerima bunga itu, mencium dan memeluknya, tiba2...

Kriiingngngnngngng..........!!!

bunyi bekerku tepat jam 6 pagi berbunyi. Dan akupun terperanjat dari tidurku. Dan semua ituuu…..

Cuma mimpi???

Aku hanya bisa terdiam memikirkan semua yang terjadi ini Peristiwa yang aku lalui semalam yang aku kira benar-benar terjadi ternyata Cuma mimpi.

Ternyata memang Dodo bukanlah jodoh ku. Aku tak mungkin bisa mendapkannya. Hari ulang tahunku sebenarnya masih seminggu lagi. Tapi apakah peristiwa semalam bisa terjadi lagi dan mennjadi sebuah kenyataan???

Dia memberikan mawar merah, bunga yang memang Aku suka. Dodoi memberikan Seikat mawar merah, tapi hanya dalam pelukan mimpiku??? Ha..ha..ha…haaa..!!!

Aku tertawa sekedar untuk menghibur diriku sendiri. Aku tak bisa membayangkan bagaimana jika mimpi itu benar-benar terjadi.

TAMAT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar