Senin, 16 November 2009

apakah jujur bisa jadi mujur

APAKAH JUJUR BISA JADI MUJUR?


Di dunia ini pasti banyak orang yang ingin mujur tapi kadang dengan melakukan kebohongan. Artinya menghalalkan segala cara demi mendapatkan keuntungan atau mujur tadi. Atau berbohong demi menyelamatkan diri dari kemarahan orang lain. Contohnya berbohong terhadap orang tua. Pasti mereka berfikir sekali-kali boleh lah bohong. Apakah anda setuju? Masih banyak macam-macam motif orang melakukan ketidakjujuran atau kebohongan itu.

Berbuat jujur adalah sebuah kebaikan. Kebaikan yang kecil namun sulit dilakukan. Sulit memang tantangan hidup dalam melakukan perbuatan yang satu ini. Tapi tidak bagi seorang Muslim. Seorang muslim yang taat menjalankan ibadahnya senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Menjalankan kewajibannya dan menjauhi laranagannya. Dalam buku Best Seller “La Tahzan for Muslimah”, Salma Sulha mengatakan bahwa Wanita-wanita jujur tergolong orang-orang yang menendapat pujian dan termasuk kelompok orang yang di angkat derajatnya, serta mendapat limpahan rahmat dan ampunan dari Allah SWT. Dan Allah telah berfirman,

Sesungguhnya laki-laki dan permpuan yang Muslim, laki-laki perempuan yang mukmin, laki-laki perempuan yang tetap dalam ketaatananya, laki-laki dan perempuan yang benar , Laki-laki dan perempua yang sabar , Laki-laki dan perempuan yang khusyuk, Laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, Laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampuan dan pahala yang besar. (QS Al-Ahzab[33]:35)

Ketika orang telah melakukan kejujuran, derajat telah Allah berikan untuknya, besar pahala Allah berikan kepadanya. Karena telah jelas Allah mengatakannya dalam ayat di atas. Belum lagi jika kita mendapat penghargaan atas kejujuran kita. Entah dengan atasan ataupun orang-orang terdekat kita. Betapapun buruknya akibat jika kita jujur, misalnya saja orang yang bersangkutan akan marah namun kita sudah berusaha untuk jujur padanya. Jadi kejujuran bisa kita lakukan bergantung pada niat yang sungguh-sungguh sehingga membutuhkan iman yang kuat. Imam Ibnul Qoyyim mengatakan, “Pemikul kejujuran seperti mengangkat gunung yang tinggi, tak akan ada yang mampu kecuali orang yang kuat niatnya.”

Sebagai contoh lain adalah apa yang dilakukan oleh Anas bin Nadhar r.a Dia berjanji kepada Allah untuk tetap bertahan dalam Jihad sehingga akhirnya dia mati Syahid, dan dalam tubuhnya dijmpai lebih dari 80 luka, antara luka tusukan pedang dan panah. Anas bin Nadhar telah berjanji dan ia menepati janjinya itu dengan kata lain dia tidak berkata bohong. Dia jujur telah menepati janjinya kepada Allah. Sehingga ketika ia meninggal dalam usahanya berjihad, dia mati syahid. Lantas, apakah kita mesti melakukan apa yang Anas kerjakan? Yaitu berjihad? Jawabanya iya tentu bisa. Kita bisa melakukannya. Berjihad dalam arti melawan hawa nafsu kita untuk tidak berkata bohong, berjihad untuk melakukan apa yang telah kita ucapkan atau menepati janji artinya kita melakukan kejujuran.

Firman Allah SWT, Di antara orang-orang mukmin itu ada orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah;maka dianatara mereka ada yang gugur. Dianatara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah janjinya. (QS Al-Ahzab [33]:23)

Jika kita selalu memelihara Kejujuran, maka akan membawa kebaikan bagi diri kita maupun orang lain. Karena dengan kejujuran kita tidak menyembunyikan dosa yang sebetulnya Allah ketahui. Sedangkan jika kita memelihara kebohongan itu, maka hanya akan membuat diri kita akan merasa khawatir, tak tenang serta di hantui rasa bersalah terus menerus sehingga Allah tidak akan meridhoinya. Tentu dengan jujur kita akan mujur. Allah memberikan pahala, mengangkat derajat kita, dan orang lain akan selalu menghargai kita dan mempercayai kita.

Kejujuran senantiasa mengangkat kita malampaui yang lain, dan menjadikan kita sebagai pusat kepercayaan dari setiap yang kita katakan atau yang akan kita lakukan. Sebaliknya, kebohongan membuat kita tidak pernah dipercaya pada setiap hal yang kita katakan. (Salma Shulha, 2008, hlm 95)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar