Selasa, 27 Oktober 2009

Aku, Jilbab, dan Buku itu

Assalamualaikum wr.wb!

NIKMATNYA…tiada terkira!!!

(Aku, Jilbab dan Buku itu)

(Sebuah pengalaman membaca sebuah buku yang membuat hidupku ingin dekat dengan Allah SWT).

Bismillahirahmanirahim!

Hai guys, Baca tulisaku yuk!

NIKMATNYA…..! Salah satu kenikmatan yang aku miliki selama aku hidup di bumi Allah ini adalah ketika diri merasa terlindungi, jiwa merasa terpelihara, lingkungan terasa memperhatikan aku. Ya…itulah kenikmatan yang bisa aku utarakan dan mampu dituliskan. Pasti ada rasa yang tersimpan yang tak mampu aku utarakan. Semua kenikmatan itu datangnya hanya dari Allah SWT. Kenikmatan yang terus ada dan sejati dalam diri ini karena datang dari sesuatu yang sejati pula, ya…ALLah SWT.

Guys, dan siapa yang telah membuat kenikmatan itu datang dan aku rasakan hingga saat ini? Dia adalah “J I L B A B” Ketika seseorang malu memakainy, nyatanya aku bahagia berteman dengannya, ketika yang lain sulit menggunakannya, ternyata aku mudah memakainya, ketika yang lain bimbang mengenakannya, Alhamdullah aku tenang memakainya. Itulah sebabnya aku katakana NIKMATNYA…tiada terkira. Kenikmatan yang masih banyak orang yang tak bisa mereka rasakan justru aku dapat merasakannya. Lagi-lagi hanya Allah lah yang telah memberikan semuanya ini.

Saya sudah Islam sejak ibu saya melahirkan saya. Saya sudah belajar Ilmu agama Islam sejak saya udah bisa membaca dan mengaji sejak kecil. Saya juga sudah mencicipi rasanya memakai jilbab atau kerudung sejak kecil. Bahkan setelah dewasapun kira-kira umur 16 tahun saya sudah memakai kerudung ketika sekolah di SMA. Begitu juga dengan tahun pertama dimana saya menjadi mahasiswi. Artinya memakai kerudung bukan sesuatu yang baru dikehidupan saya. Lantas apa yang menjadi masalahnya sehingga saya menulis di blog saya ini? Latar belakang masalnya adalah sudahkah sempurna tata cara berkerudung atau berjilbab saya?

SAAT KULIAH!

Pertanyaan pun ini muncul ketika lingkungan baru saya semenjak kulah itu berbeda dari sebelumnya. Saya melihat ada banyak orang yang mengenakan kerudung dan baju begitu lebarnya sehingga tak tampak dimana letak pinggangnya. Ada juga orang yang menggunakan tirai di wajahnya alias cadar sehingga yang tampak hanyalah 2 bola matanya dan baju panjang seperti jubah berwarna hitam dan saya pun bertanya apakah dia wanita asing alias wanita Arab? Dan seiring waktu berjalan saya hanya berfikir sudahlah, itu hanyalah keaneka ragaman wanita yang beragama Islam sebagai bukti kecintaanya kepada Tuhannya.

Namun kisah itu tak berhenti sampai disitu. Saya ingat semasa SMA dulu pernah terbesit dalam fikiran bahwa saya ingin loh pake kerudung seperti itu. Dan suatu saat saya akan menggunakannya. Saya melihat ada salah satu teman saya yang mengunakan kerudung yang begitu lebar. Aneh, tapi saya melihat kenyamanan disana. Sehingga itu semua saya jadikan modal saja. Ketika saya kuliah saya mencoba bergaul dengan mereka-mereka itu. Jujur bahagia rasanya memiliki teman yang mayoritas mengenakan kerudung lebar yang bahsa ngetopnya disebut JILBABER. Tapi pakaian yang saya pakai masih jahiliah loh. Alias memakai celana jeans ketat, kaos lengan panjang namun tetap ketat dan kerudung yang dimasukan kedalam baju atau menutupi kepala dan rambut saja dan tidak sampai menutupi bagian dada saya. He.he.he. Lucunya mereka engga begitu peduli tuh dengan pakaian saya.

KENANGAN DI TOKO BUKU!

Sebetunya jika saya uraikan satu persatu kejadian yang sudah saya alami pasti panjang banget yah. Mungkin bnyak yang lupa juga susunannya. Ciee kaya undang-undang aja. Jadi langsung aja yah pada hari dimana semua bumi seakan menggoncang saya, angin besar menerpa begitu hebatnya, dan cahaya datang merasuk kedalam jiwa saya. Weiiis..lebai banget yah. Ho.ho.ho

Saya pergi kesebuah toko buku yang berada di kota depok bersama seorang teman wanita saya. Si “N” nama depan nya. Hai mpok? HE.HEE! Otomatis mau beli buku dong. Terlihat toko itu di penuhi buku-buku yang tersusun rapih di atas rak-raknya dan banyak orang-orang sedang membaca buku sambil berdiri dan jongkok maupun yang sedang memilih –milih buku. Ada juga pegawai yang berlalu lalang yang melasanakan tanggung jawabnya untuk membereskan buku-buku. Bersama temannya saya, saya pun memilih-milih buku demi buku, judul demi judul. Sampai pada bagian dimana buku-buku itu membahas tentang Islam. Disana ada buku berwarna hijau, mungkin seperti hijau tosca.Bukunya kecil mungil dan tidak tipis tidak juga lebar. Hanya 212 halaman. Di sampul depannya Ada lukisan wanita berjilbab yang menyamping.Dan saya baca judul bukunya yaitu EMPAT PULUH SATU TANYA JAWAB TENTANG JILBAB. Saya pun meraihnya. Saya berdiri dan membaca buku itu karena buku itu sudah terbuka segel atau pelasti yang membungkusnya. Terlihat dengan sampunya yang sudah tidah bagus lagi. Mungkin karena sudah banyak orang yang membuka-buka buku itu.

Saya buku selembar demi selembar buku itu dari awal hingga pertengahan. Saya asyik menikmati buku itu. Mencoba memahami kata demi kata demi kata, kalimat demi kalimat dan ayat demi ayat seci Al-Qur’an yang penulis bubuhkan disana. Semua langsung berubah. Tak tahu mengapa hati semakin yakin untuk mengikuti apa yang penulis telah uraikan disana. Tak berfikir panjang sya langsung membeli buku itu untuk say abaca dirumah. Selain saya belum membaca semuanya, saya juga tertarik dengan buku tersebut. Buku yang sederhana, murah, tidak tebal. Hanya 212 halaman saja namun membuat diri saya tidak sederhana. Sya ingin berubah, dan ini waktunya untuk berubah. Tidak ada nanti, tidak ada minggu depan dan tidak ada hari selain detik itu untuk merubah diri saya.

Saya berfikir bahwa untuk berubah kepada sesuatu yang baik tidaklah ada ruginya. Apa lagi yang saya lakukan ini adalah salah satu kewajiban selain sholat, puasa, zakat haji, yang Allah dan Rasul Muhammad saw telah perintahkan dalam kitab suci Al-qur’an. Yah…Saya sudah memakai kerudung semenjak saya SMA, namun saat ini saya harus memakai JILBAB kemana pun saya pergi. Karena sudah jelas Allah SWT telah memerintahkan kita untuk memakai Jilbab karena Allah saying kepada kita. Semoga Allah tetap memberikan kasih saying kepada saya dan kita semua. Dan semoga Allah selalu memelihara keimanan saya dan terus menggenggamnya.

Guys, yang saya utarakan diatas menurut saya adalah bagian dari petunjuk Allah yang telah Allah berikan pada saya melalui buku yang telah saya baca. Mungkin kisahnya seerhana, namun membawa dampak yang luar biasa bagi kehidupan saya sampai saat ini.

Penasaran bukunya seperti apa?

Kalau kita mengatakan Jilbab, yang terbesit dalam fikiran kita yaitu sebuah kerudung bukan? Ternya Jilbab dan kerudung itu memiliki arti yang berbeda loh. ENGGAK PERCAYA? Nah… ingin tahu lebih jauh mengenai Jilbab dan Kerudung dan seputar pertanyaan mengeninya? Berikut uraiannya.

SEBUAH PENGETAHUAN

Apa kah yang dimaksud dengan Jilbab dan Kerudung?

JILBAB: Berasal dari bahasa Arab yang jamaknya Jalaabiib artinya pakaian yang lapang /luas. Perngertiannya adalah pakaian yang lapang dan dapat menutupi aurat wanita, kecuali muka dan kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan saja yang di tampakan. KERUDUNG: Adalah bahasa Indonesia yang nahasa Arabnya Khimar, jamaknya Khumur yang berarti tutup/tudung yang menutup kepala, leher, sampai dada wanita. (Mulhandy Ibn.Haj., Kusumayadi, Amit Taufik, 2004, Hal 5). Jadi kesimpulannya adalah Jilbab adalah sebuah pakaian yang luas yang dapat menutupi Aurat manusia kecuali muka, kedua telapak tangan samapi pergelangan tangan saja yang ditampakan sedangkan kerudung adalah sebuah tutup tudung yang menutupi kepala, leher sampai dada wanita.

Jadi bisa kita artikan sendiri bahwa didalam Jilbab sudah tentu ada kerudung karena penegertiannya sendiri adalah pakaian yang luas yang menutupi aurat wanita. Dan telah kita ketahui bersama bahwa aurat wanita itu adalah dari ujung kepala hingga ujung kaki, kecuali muka dan kedua telapak tangan.Sehingga yang telahb memakai Jilbab sudah pasti menutupi kepala samapai kakinya. Sedangkan di dalam kerudung sudah pasti tidak ada jilbab, karena pengertian kerudung adalah penutup kepala, leher hingga dada wanita saja. Maksudnya orang yang berkerudung itu belum tentu menggunakan juga Jibab, pakaian yang luas menutupi seluruh tubuhnya. Jadi sempurakanlah kerudung itu dengan jilbab atau pakaian yang menutupi aurat kita.

Dari penjelasan di atas banyak kita temukan masalah dimana wanita terkadang keliru dengan penggunaan pakaian yang dikenakannya. Disisi lain dia memiliki niat untuk menutup auratnya namun disisi lain pemikrannya beradu dengan perkembangan zaman yang modern seperti sekarang ini, dimana banyak model-model pakaian yang merangsang hawa nafsu kita sehingga kita lupa dengan ketentuan –ketentuan yang telah diperintah oleh Allah SWT dan Rasul Muhammad saw. Artinya model baju saat ini tidak sesuai syariat Islam yang pantas bagi wanita Muslim di muka bumi ini.

Dibawah ini adalah salah satu Ayat cintaNya Allah SWT. Khusus diperuntukan kepada kita loh..para wanita bukti kasih sayang Nya terhadap kita.Karena masih ada ayat-ayat yang lain yang semakna dengannya. Isinya yang tak lain adalah hukum wajib memakai jilbab atau kerudung.

“Wahai Nabi ! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak peremumu, istri-istri orang mukmin,”Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidah diganggu. Dan Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Nah..ini dia beberapa pertanyaan-pertanyaannya serta jawabannya yang saya kutip dari buku itu“

EMPAT PULUH SATU TANYA JAWAB TENTANG JULBAB”

dari Mulhandy Ibn.Haj., Kusumayadi, Amir Taufik.

Pertanyaan:

Dengan memakai kerudung/jilbab, jikalau seorang wanita hendak berlaku jahat maka ia pun jadi jahat. Karena itu Jilbab atau kerudung tidak akan lebih kuat dari kesucian hati da batin. Oleh karena itu, yang penting bukan jilbab atau kerudungnya, tetapi hatinya. Bukankah kemuliaan itu dapat dicapai dari hatinya dan bukan kulitnya?

Jawaban:

Siapa pun kalau mau berbuat jahat ia pun jadi jahat. Tetapi apakah wanita yang telah melanggar batas hukum Allah itu tidak jahat? Ketahuilah, bahwa wanita yang telah mengaku penganut Islam tetapi tidak mau memakai jilbabnya berarti ia tidak mematuhi syariah Islam dan meremehkan seruan Allah an Rasulnya, karena dengan sengaja ia melakukan pelanggaran begitu saja dan terus-menerus.

Hal itu jelas menunjukan kelemahan hatinya. Pada dasarnya hatinya telah fasik. Selanjutnya, dengan berjilbab atau tidak, jika mau jahat ia pun jadi jahat. Lalu apakah dengan demikian berjilbab atau bertelanjang itu sama baik? Kalau wanita berjilbab dengan wanita yang tidak berjilbab sudah dianggap sama kebaikannya karena semuanmya tergantung atas hati dan batin masing-masing, maka dimanakah letak kebenaran dan kebaikan itu?

“Pantaskah kami memperlakukan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan sama dengan orang-orang yang membuat kerusakan di bumi? Atau pantaskah kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang yang jahat?”(QS. 38:28)!

“Maka apakah orang yang berpegang teguh pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang dijadikan terasa indah baginya perbuatan buruknya dan mengikuti keinginannya?”(QS.47:14)!

Disambung nanti yah..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar